Laporan Wartawan Pos Kupang Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM, TAMBOLAKA - Tiga warga Desa Matapiau, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, tewas tenggelam di embung Weekapaila di Desa Wee Limbu, saat berekreasi, Minggu (1/12/2013) sekitar pukul 10.00 Wita.
Ketiga korban, yaitu Anastasia Daparoka (16), siswi kelas 3 SMP Negeri 1 Weemaringi; Tania Putri Daparoka (20), tamatan SMA Waingapu, Sumba Timur, dan Saputra Jaki Buli (13), murid kelas 6 SD Inpres Maulana.
Anastasia dan Tania Putri kakak adik kandung, ayah mereka Ngongo Daparoka. Ketiga korban ditemukan beberapa jam kemudian, oleh warga dengan cara menyelam sampai ke dasar embung.
"Awalnya warga sulit mengangkat korban. Terpaksa kami datangkan penyelam dari Waikelo dan Waikelo Sawah. Cukup banyak penyelam. Kami juga menggunakan motor air untuk sedot air. Akhirnya dapat, yang pertama kali dua korban perempuan. Sedangkan Jaki Buli ditemukan terakhir," jelas Alexander Lende Ngongo, mantan Kepala Desa Wee Limbu, Minggu sore.
Lende Ngongo, merupakan kakek dari Saputra Jaki Bulu. Orangtuanya, Amina Bora dan Agustinus Bulu Kii. "Saputra cucu saya," ujarnya.
Ia menjelaskan, Saputra bersama Anastasia Daparoka, Tania Putri Daparoka, Gidieon Daparoka (kakak Anastasia dan Tania Putri) dan Debilia Yohani Soga pergi ke embung Weekapaila di Desa Wee Limbu, desa tetangga, untuk berekreasi.
"Ada empat orang yang jatuh ke dalam embung, satu selamat dan tiganya tidak bisa diselamatkan," papar Lende Ngongo.
Warga Desa Wee Limbu, Julius Pakereng, Ferdy Dangga Limu dan Marthen Goluwola yang ditemui di sekitar embung Weekapaila menjelaskan, mereka sempat foto bareng sebelum kejadian.
Saputra, Anastasia, Tania Putri, dan Debilia Yohani Soga berdiri berbaris untuk difoto Gidieon Daparoka menggunakan hand phone. Entah bagaimana, keempatnya tergelincir dan terporosok masuk ke dalam air yang debitnya sangat banyak.
Gidieon, berhasil menyelamatkan Debilia Yohani, siswi SMP Wee Maringi. Keduanya pun menginformasikan kepada anggota keluarga dan warga lainnya mengenai kejadian tersebut.
Seketika warga berbondong-bondong datang untuk memberi pertolongan kepada para korban.
"Ini kejadian pertama. Embung ini juga baru kerjakan tapi sudah makan korban," kata Julius Pakereng, guru SMP Negeri 1 Wewewa Timur.
Marthen Goluwola menambahkan, warga meyakini bahwa embung Weekampaila ada penunggu yang menginginkan ada warga yang harus jadi tumbal. "Embung ada penunggunya, makanya ada yang tumbal. Warga percaya seperti itu," ujar Marthen.
Kepergian Anastasia, Tania Putri dan Saputri ditangisi orangtua dan kerabat kenalnya. Jenazah mereka disemayamkan di rumah orangtua masing-masing untuk selanjutnya dimakamkan. Polisi Polsektif Wewewa Timur melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.