Laporan Wartawan Surya Samsul Hadi
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Warga Kota Malang kini harus ekstra waspada, sebab bencana banjir dan tanah longsor diperkirakan tengah mengintai. Penyebabnya, banyak pemukiman warga yang dibangun di sepadan sungai.
Kabid Perumahan dan Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPU PPB) Kota Malang M Thoriq mengataka, akhir 2013 lalu sudah terjadi enam bencana longsor di Kota Malang.
Jumlah itu bisa bertambah jika melihat kondisi cuaca saat ini. "Khususnya pemukiman yang ada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Brantas," kata Thoriq, Minggu (5/1/2014).
Ia mengatakan, bahaya tanah longsor itu dipicu banyaknya bangunan rumah warga di sekitar DAS Brantas dan sepadan sungai. Seharusnya, daerah sepadan sungai harus steril dari bangunan rumah warga.
"Sekarang, kondisi daerah sepadan sungai sudah banyak bangunan rumah. Kami mau menertibkan sudah kesulitan," ujarnya.
Menurutnya, antisipasi yang dilakukan pemerintah untuk mencegah tanah longsor dengan cara memperkuat tanggul sungai dan memperbaiki drainase.
"Kami menghimbau agar masyarakat yang tinggal di sepadan sungai lebih waspada dengan cuaca saat ini," katanya.
Kasi Drainase DPU PPB Kota Malang, Darsono, mengatakan, saat ini, ada lima titik wilayah di Kota Malang yang rawan banjir. Antara lain, di Jalan Letjend Sutoyo, Jalan S Parman, dan Ciliwung. Jumlah itu sudah berkurang jika dibandingkan sebelumnya.
"Pada 2012 ada 22 titik rawan banjir, lalu berkurang tinggal 12 titik. Pada akhir 2013 lalu sudah berkurang lagi tinggal lima titik," katanya.
Ia menjelaskan, wilayah rawan banjir seperti di Jalan Ijen dan Jalan Bondowoso, sudah dapat tanggulangi dengan pembangunan drainase.
"Tahun ini kami akan melakukan pembangunan drainase lagi untuk mengatasi banjir," ujarnya.
Perlu diketahui, Pemkot Malang menganggarkan biaya pengerjaan drainase Rp 48 miliar dalam APBD 2014.
Pembangunan drainase itu diharapkan dapat mengatasi banjir di wilayah Kota Malang. Ada 68 titik drainase yang akan diperbaiki pada 2014. Antara lain, di Jalan Sulawesi, Jalan Halmahera, Jalan Suropati, dan Jalan Supriadi.
Dana tersebut juga untuk membangun plengsengan, bronjong, dan penguatan talut, di beberapa titik. Pemkot juga menyediakan dana insidentil untuk mengatasi banjir sebesar Rp 2,2 miliar.