Banjir Kembali Rendam Sembakung, Nunukan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN,- Hujan beberapa hari terakhir yang mengguyur kawasan hulu Sungai Sembakung di Malaysia dan Kecamatan Lumbis Ogong, menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, kembali direndam banjir.
Seakan sudah terbiasa menghadapi banjir akibat luapan sungai tersebut, warga setempat hingga Kamis (23/1/2014) pukul 17.30 masih tetap bertahan di rumah masing-masing.
Ketua Dewan Pakar Garda Maruti, Rizal yang dihubungi melalui telepon selulernya menjelaskan, air
Sungai Sembakung mulai meluap pada Rabu siang.
“Ini terus meninggi. Perkiraan ketinggian air sampai sore ini sudah mencapai satu meter dari permukaan sungai,” ujarnya.
Rizal mengatakan, meskipun banjir telah merendam setengah rumah warga, mereka masih bisa bertahan di rumah masing-masing. Di atas rumah panggung milik mereka, warga telah membuat para-para sebagai tempat mengungsi saat air sungai meluap.
“Sekarang sudah setengah rumah terendam. Ini naik terus airnya,” ujarnya.
Untuk aktivitas memasak, warga masih bisa melakukannya di para-para. Tempat tersebut tak hanya digunakan untuk tidur.
“Cuma memang air bersih yang susah. Mau tidak mau mereka harus membeli air mineral untuk masak, untuk minum,” ujarnya.
Akibat banjir, Kamis pagi sekolah terpaksa meliburkan siswanya. “Hari ini untuk SMA sudah tidak bisa sekolah, sudah tenggelam. Ada juga sekolah yang memaksa belajar, cuma mungkin besok mereka sudah tidak bisa masuk lagi,” ujarnya.
Aktivitas perkantoran pemerintah hari ini masih berjalan seperti biasanya. “Kalau mereka ke kantor terpaksa harus gulung celana,” ujarnya.
Rizal memastikan, selain merendam rumah warga dan fasilitas umum, banjir tersebut telah menenggelamkan seluruh sawah warga khususnya di Desa Atap.
“Sawah habis tenggelam. Padahal mereka baru bercocok tanam,” ujarnya.
Selain Desa Atap, banjir juga merendam pemukiman penduduk di Desa Manuk Bungkul, Desa Lubakan dan Desa Tagul di Kecamatan Sembakung.
“Itu yang paling parah,” ujarnya.
Banjir kiriman ini berasal dari kawasan hulu di Sungai Pensiangan, Sabah, Malaysia dan Sungai Labang serta Sungai Simalumung di Kecamatan Lumbis Ogong.