TRIBUNNEWS.COM BANYUWANGI, — Sihatul Alfiah (27), warga Desa Plambangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, koma selama empat bulan di Taiwan. Menurut Sutiah (50), ibu kandung Sihatul Alfiah, kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2013), anak bungsunya yang biasa dipanggil Uul berangkat ke Taiwan pada Februari tahun 2012 lalu.
"Sebelumnya, dia pernah berangkat ke Saudi selama satu tahun. Setelah setengah tahun di Banyuwangi, ia ditawari berangkat ke Taiwan dengan biaya 3 juta rupiah," ujarnya.
Selama empat bulan di penampungan Malang, Uul akhirnya berangkat pada 27 Mei 2013 dengan kontrak kerja yang disepakati, yakni merawat orangtua. "Tapi, ternyata setelah sampai di Taiwan, Uul malah bekerja di peternakan sapi, mulai dari memerah susu sampai membersihkan kandang. Dia sempat bercerita bahwa dirinya tidak kuat dalam bekerja karena jam kerjanya mulai pukul 3 pagi sampai 10 malam. Dia menghubungi keluarga pun dengan sembunyi-sembunyi karena handphone-nya sering ditahan majikan," ujarnya.
Sutiah mengaku anaknya pernah bercerita ke perusahaan pengerah tenaga kerja bahwa dia ingin pindah kerja, tetapi itu tidak bisa karena ia terikat kontrak. "Setelah ketahuan melapor ke PT itulah, Uul malah sering disiksa sama majikannya."
Keluarga terakhir kali dihubungi oleh Uul pada Minggu, 22 September 2012, sekitar pukul 7 malam. "Dari suaranya terdengar sehat. Dan paginya saya dihubungi kakaknya Uul yang juga kerja di Taiwan kalau Uul sudah koma dan dirawat di rumah sakit. Tapi, saya dapat kabar terbaru katanya Uul sudah dipindahkan di panti jompo. Saya bingung informasinya simpang siur. Apalagi katanya anak saya gagal jantung, padahal sejak kecil dia nggak pernah sakit parah," jelasnya.
Selama ini, keluarga mendapatkan informasi keberadaan Uul dari kakaknya, Siti Emilatun, yang juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Taiwan, serta beberapa teman TKI lainnya yang ada di sana. Selama bekerja 13 bulan di Taiwan, Uul baru menerima gaji tiga kali yang dikirim oleh pihak agen ke keluarga sebesar Rp 6,9 juta.
"Anehnya, kakaknya Uul bercerita jika Uul berutang ke beberapa kawannya di Taiwan agar bisa mengirim uang ke Indonesia. Terus gajinya selama ini ke mana?" tanyanya.
Berharap Uul dipulangkan
Sementara itu, Suhendik (28), suami Uul, kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2014), menceritakan, istrinya memilih bekerja ke luar negeri karena kebutuhan ekonomi.
"Niat kami berdua untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Saya juga bekerja di kebun sayur Pahang, Malaysia, sejak 8 bulan yang lalu, tapi bulan Desember 2012 kembali ke Banyuwangi karena khawatir dengan kondisi istri saya. Di Malaysia jauh dari keluarga membuat saya semakin bingung. Apalagi anak saya, Ahmad Nur Izzah, baru berumur 6 tahun dan sering sakit-sakitan," jelasnya.
Setelah kembali di Indonesia, Suhendik mengaku awal Januari 2013 lalu pergi ke Jakarta diajak oleh perusahaan yang memberangkatkan istrinya untuk mengurusi kasus yang menimpa istrinya, dan dijanjikan untuk segera berangkat ke Taiwan.
"Paspor sudah diurusi, tinggal visanya yang belum. Sudah satu minggu ini, tapi masih belum ada kabar kapan berangkat," katanya.
Suhendik berharap kondisi istrinya segera membaik sehingga bisa segera dipulangkan ke Indonesia. Dia juga berharap hak-hak istrinya selama bekerja menjadi TKW dipenuhi, termasuk gajinya. "Termasuk biaya perawatan Uul jika memang dia dipulangkan ke Indonesia," tegasnya.
Menurut Suhendik, istrinya sering sekali menghubungi dirinya dan bercerita perlakuan majikannya yang sering menendang, memukul, dan menampar jika Uul melakukan sedikit kesalahan.
"Saya saja sebagai laki-laki rasanya tidak sanggup membayangkan bagaimana beratnya pekerjaan dia. Saya kasihan dan menyuruh dia untuk berhenti, tetapi dilarang oleh majikannya yang bernama Huang Deng Jin," jelasnya.
Pada 21 September 2013 waktu Taiwan, Uul dipukul dengan benda tumpul oleh majikannya hingga tak sadarkan diri. Uul lalu dilarikan ke UGD RS Chi Mei Medical Centre di Liouying.
Hasil diagnosis resmi menunjukkan, terjadi luka di bagian belakang kepala Uul akibat pukulan menggunakan benda tumpul. Uul mengalami koma selama empat bulan di rumah sakit. Saat ini Uul berada di Min An Rd Baihe District Nomor 1, Tainan City, yang kabarnya bukan rumah sakit, melainkan panti jompo.
Penulis : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati