News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hama Belalang Serang 41 Hektar Lahan Jagung di Bena

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

hama belalang

- Laporan Wartawan Pos Kupang, Thomas Duran

TRIBUNNEWS.COM, SOE--Serangan hama belalang di Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), semakin meresahkan warga setempat karena areal serangan semakin meluas. Sebelumnya hanya pada lahan seluas 27 hektar (ha) kini bertambah menjadi 41 hektar, milik 55 kepala keluarga (KK) di desa setempat.

Pantauan Pos Kupang, Selasa (28/1/2014), jagung milik Leonard Natoni dan Martinus Neonane diserang hama belalang tanpa sayap. Bahkan daun ubi kayu yang berada di antara jagung dilahap sampai gundul. Belalang menyerang jagung berumur 2- 3 bulan, memakan daun dan bunganya.

Neonane mengakui, hama belalang mulai beraksi di kebunnya sejak tiga pekan terakhir. "Saya kaget tiba-tiba belalang menyerbu di kebun dalam jumlah banyak dan masih kecil. Mereka hinggap di daun jagung dan memakannya. Beberapa hari kemudian belalang itu bertumbuh besar dan  menyerang seluruh isi kebun, termasuk daun ubi kayu. Belalang ini menyerang tanaman pada pagi, sore dan malam hari. Siang hari belalang bersembunyi di rerumputan dan rimbunan pohon," tutur Neonane.

Sekcam Amanuban Selatan, John Asbanu, didampingi Koordinator PPL, Theodorus Sawu; Penyuluh, Wasti Banunaek; Kaur Desa, Agus Lopo dan Kepala Dusun 3, Yohanes Biaf,

ketika memantau hama belalang pada beberapa kebun milik warga mengaku sudah melaporkannya kepada pemerintah kabupaten termasuk Dinas Pertanian TTS. "Hasil pantauan kami untuk sementara hama belalang baru menyerang Desa Bena," tegas John.

Koordinator PPL, Theodorus Sawu, mengatakan, belalang sudah  menyerang semua dusun di Desa Bena yang berjumlah 41 hektar. Menurutnya, serangan hama belalang ini karena iklim tidak menentu. "Panas dan hujan tidak menentu membuat belalang cepat berkembang dan menyerang tanaman warga. Siklus hama tersebut biasa terjadi setiap 10 tahun. Kami sudah melaporkannya ke Dinas Pertanian TTS, bahkan dinas langsung membantu 10 liter insektisida basah, namun tidak mempan. Yang lebih mempan malah dilakukan dengan upacara  adat," katanya. *

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini