Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Aryanti
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Buah Naga menjadi lambang kemakmuran bagi masyarakat Tionghoa. Dengan menyediakan buah ini di perayaan Imlek, masyarakat percaya dapat mendatangkan keberuntungan di tahun selanjutnya.
Tak heran jika menjelang tahun baru Imlek yang jatuh pada Jumat (31/1/2014), permintaan akan buah dengan genus Hylocereus ini meningkat dibanding hari biasa.
Berkah Imlek dirasakan petani buah naga di Kecamatan Sanden dan Srandakan, Bantul. Meskipun hanya menjadi pegawai, tapi meningkatnya permintaan buah naga juga dirasakan mereka.
Salah satunya Adi Yanto, pekerja kebun buah naga milik warga Kotagede yang berada di kawasan Pantau Pandansari, Desa Wono Roto, Kecamatan Sanden. Mulai Minggu (26/1/2014), penjualan buah naga meningkat di kebun yang ia jaga. Kebanyakan para pembelinya adalah pedagang yang berasal dari Kali Bawang, Kulon Progo.
"Mulai hari Minggu kemarin ramai, tapi saya engga tahu berapa peningkatannya. Yang banyak beli di sini pedagang dari Kali Bawang," terang Yanto, Kamis (30/12014).
Begitu pula yang dirasakan Aprianto Mustofa, penjaga kebun buah naga milik warga Sleman yang berada di kawasan Pantai Kwaru, Srandakan, Bantul. Sudah seminggu ini penjualan buah naga meningkat 50 persen.
Dalam satu hari, ia bisa menjual lebih dari 1 kwintal buah naga. Bahkan kemarin, Kamis (30/1) pada pukul 13.30 WIB, sudah terjual 175 Kg. Hari sebelumnya terjual 130 Kg. Bila hari biasa, paling bagus hanya laku sampai 60 Kg.
"Menjelang Imlek ini bisa menjual lebih dari kwintal. Hari ini saja sampai jam segini (pukul 13.00- red) sudah 175 Kg terjual. Kemarin 130 Kg. Kalau hari biasa paling 50 kg sampai 60 kg," terang Tofa di kebun yang ia jaga.