Laporan Wartawan Pos Kupang, Thomas Duran
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Badai disertai hujan lebat 'mengamuk' di Timor Tengah Selatan (TTS) sepekan terakhir menyebabkan sonaf (rumah adat) dan 20 rumah warga di Desa Mutis, Kecamatan Fatumnasi, rusak. Sebagian atap rumah diterbangkan angin, sebagiannya roboh akibat longsor dan ditimpa pohon. Selain itu, 80 ekor ternak milik warga setempat mati karena kedinginan.
Demikian disampaikan Kepala Desa Mutis, Petrus Tamelab, saat ditemui di Sekretariat DPRD TTS, Rabu (5/2/2014). Tamelab berada di SoE untuk melaporkan dampak bencana alam tersebut kepada Bupati TTS, Ir. Paul VR Mella, M.Si.
"Bencana itu terjadi sejak 28 Januari sampai 3 Februari 2014. Namun hari ini baru dilaporkan karena desa kami terisolir akibat ruas jalan Nenas-Mutis rusak berat. Bahkan sebuah jembatan darurat roboh. Tadi saya sudah sampaikan laporan kepada bupati dan tembusannya saya sampaikan kepada pimpinan DPRD TTS, BPBD, dinas sosial serta Bappeda," ujar Petrus.
Menurut Petrus, dari 20 rumah yang rusak tersebut, rumah permanen tiga unit, 17 unit lainnya rumah daun, semua atapnya diterbangkan badai. Selain rumah dan sonaf, diakui Petrus, tanaman jagung, ubi kayu, pisang, pepaya, nangka dan mangga milik masyarakat rata tanah. Selain itu, sekitar 80 ekor ternak kambing, babi, kuda dan sapi mati akibat kedinginan.
"Semua tanaman rata tanah dan diprediksi akan terjadi rawan pangan. Sementara ini para korban menempati rumah bulat masing-masing sambil menunggu bantuan pemerintah. Saya berharap setelah menerima laporan ini pemerintah daerah bersama pihak terkait menyalurkan bantuan kepada para korban," ujar Petrus.