Laporan Wartawan Surya Imam Taufiq
TRIBUNEWS.COM, BLITAR - Pengungsi yang berasal dari beberapa desa di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (14/2/2014), memilih pulang setelah sempat semalaman menginap di lokasi pengungsian.
Mereka beralasan, ingin melihat kondisi rumahnya yang terkena dampak abu Gunung Kelud dan memberi makan ternaknya.
Para pengungsi itu, berasal dari Desa Sumberasri, Desa Modangan, Desa Penataran, Desa Kedawung, semuanya Kecamatan Nglegok.
Desa itu, paling parah terkena dampak letusan Gunung Kelud dibandingkan desa lainnya di Kabupaten Blitar.
Jarak desa tersebut, paling dekat dengan lereng Gunung Kelud atau hanya berkisar 5 km sampai 10 km.
Seperti misalnya Desa Sumberasri, hanya berjarak sekitar 5 km atau berada di sebelah selatan gunung berapi tersebut.
"Kami pulang sebentar, ingin bersih-bersih rumah karena banyak abu di atas genting," ujar Dwi Purwanto (36), warga Dusun Kali Bladak, Desa Penataran, Kec Nglegok.
Sebelum Gunung Kelud itu meletus, Kamis (13/2/2014) malam, sebanyak 14 ribu orang pengungsi dari beberapa desa itu dievakuasi dari rumahnya masing-masing. Mereka dibawa ke tempat pengungsian, yang tersebar di beberapa tempat.
Di antaranya, di kantor Kecamatan Nglegok, sekolah SDN Nglegok 3, Stadion Nglegok, SMKN 3 Kec Nglegok. Mereka diangkut dengan truk tentara.
Sementara itu, kondisi abu bekas letusan Gunung Kelud masih menutup jalan-jalan desa. Di antaranya, Desa Sumberasri, Modangan dan Penataran. Termasuk, juga memenutupi genting rumah mereka.