TIRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang meninggal akibat erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur. Namun, Palang Merah Indonesia (PMI) mencatat korban meninggal bukan karena dampak langsung erupsi gunung tersebut.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana, PMI Pusat Letjen TNI (Pur) Sumarsono, ditemui di kantor PMI, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2014), mengatakan dua orang meninggal akibat tertimpa atap rumah mereka, dan seorang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas saat evakuasi. Empat warga yang meninggal berada di wilayah Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Di wilayah Pujon termasuk yang paling parah terdampak. Abu letusan yang menumpuk di atas genting hingga lebih dari 20 cm tidak sanggup ditahan konstruksi rumah sehingga ambruk menimpa penghuni," katanya.
Sumarsono menyebutkan rata-rata di Pulau Jawa atap rumah penduduknya cukup permanen, sehingga ketika gempa material atap berpotensi mencelakakan penghuni.
Menurutnya hal itu juga yang membuat rata-rata korban gempa di Pulau Jawa jumlahnya lebih banyak dibandingkan di luar Jawa. Korban meninggal tertimpa atap rumah itu diketahui salah satunya adalah laki-laki berumur sekitar 90 tahun, yang merupakan warga kesembon.
Sedangkan yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas kata dia hal tersebut terjadi saat evakuasi. Diduga dentuman keras akibat erupsi tersebut membuat warga panik, sehingga tergesa-gesa saat mengungsi.
"Padahal sebelumnya sudah disusun dengan rapih rencana evakuasi, mungkin karena suara dentuman keras itu membuat warga jadi panik," tuturnya.
"Jadi yang meninggal sejauh ini bukan karena dampak langsung erupsi," tandasnya.