TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bencana Gunung Kelud meletus berdampak hingga wilayah Yogyakarta, khususnya hujan abu yang mengakibatkan roda kehidupan tersendat.
Hujan abu Gunung Kelud selain berakibat pada aspek kesehatan Mata dan pernafasan, juga berakibat buruk pada bidang pertanian, perhubungan, pendidikan, dan perekonomian.
Menghadapi bencana ini, diharapkan seluruh instansi pemerintah bersatu padu, bergerak cepat mengatasi keadaan. Kendala komunikasi antar instansi yang terjadi, dapat segera diatasi dengan koordinasi yang intensif dan cepat dalam mengambil keputusan dan bertindak.
Kita yakin masyarakat akan bergotong royong mengatasi dampak hujan abu ini, sehingga kita harap pemerintah memberikan dukungan penuh," ujar Eko Suwanto, Anggota Komisi A DPRD Yogyakarta, dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (15/2/2014).
Polisi dan Pemerintah, diharapkan dapat mengatur lalu lintas jalan raya, untuk mengurangi resiko kecelakaan dengan cara Polisi tetap berdinas dijalan raya dan pemerintah membersihkan jalan.
"Kita apresiasi para relawan yang bergotong royong mengatasi dampak buruk hujan abu ini. Langkah lain yang harus ditempuh adalah Rumah Sakit dan Puskesmas, pusat layanan kesehatan lainnya sebaiknya buka 24 jam memberikan layanan kesehatan khususnya mata dan pernafasan atau paru-paru. Pemerintah juga harus bergerak cepat membersihkan jalan, saluran air, termasuk menyelamatkan tanaman dilahan pertanian," katanya.
Semua langkah ini, lanjutnya, harus didukung penganggaran yang cukup, jika perlu lakukan efisiensi anggaran birokrasi untuk mendukung tanggap darurat akibat gangguan abu vulkanik dampak letusan Gunung Kelud. Swasta harus memberikan dukungan kepada BNPB dan BPBD DIY dalam bertindak.
"Jika ada toko atau pabrikan yang menolak pembelian masker atau alat lain, sebaiknya ditutup saja dan dicabut ijin usahanya. Intinya kita semua harus bergotong royong mengatasi masalah yang timbul akibat gangguan abu vulkanik Gunung Kelud," pungkasnya.