Laporan Wartawan Tribun Jogja Gaya Lufityanti
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur, diperkirakan akan memunculkan potensi turunnya banjir lahar dingin.
Pasalnya, 18 sungai yang berhulu di lereng atas Kelud berpotensi menjadi saluran lahar dingin tersebut. Lahar dingin itu sendiri, bakal mengancam 28 desa yang terlewati belasan aliran sungai.
"Dari 18 sungai, hanya terdapat delapan desa yang sudah dilengkapi dengan bangunan pengandali sedimen, untuk mengantisipasi lahar dan sisanya tidak dilengkapi sabo dam," kata Peneliti Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM Junun Sartohadi, Senin (17/2/2014).
Ketua Magister Manajemen Bencana UGM Sudibyakto mengatakan, pascaerupsi Sinabung dan Kelud, manajemen bencana gunung berapi sebelum terjadi letusan perlu diperbaiki.
Terutama, terkait kesiagsiagaan dan kepatuhan masyarakat yang perlu ditingkatkan.
"Sistem informasi peringatan dini sudah berjalan baik namun kurang disosialisasikan dan masih kurangnya infrastruktur pendukung," tuturnya.
Tidak hanya itu, pengalaman di kabupaten Tanah Karo dan Kediri, menunjukkan struktur BPBD belum terbentuk dan aspek pendanaan sangat lemah.
Ditambah lagi, kata dia, pemerintah daerah terkesan masih "gagap" dalam penanganan bencana terutama fase tanggap darurat.
"Ke depan perlu disiapkan divisi perencanaan, operasi logistik, dan keuangan. Tapi tidak kalah penting, integrasi manajemen bencana berbasis masyarakat dengan didukung data base kependudukan daerah rawan bencana," tandasnya.