TRIBUNNEWS.COM MELAWI, -Kepala dinas energi dan pertambangan Melawi, Sudiyanto mengungakapkan, ada investor swasta nasional yang bergerak dibidang pembangkit listrik berbasis energi terbarukan berminat untuk membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Melawi.
“Investor tersebut atas nama PT Tirta Wangi Power, dan mereka sudah menyampaikan ekspos pada kita beberapa waktu lalu, dan mereka berminat untuk membangun PLTA di Desa Senempak, kecamatan Nanga Pinoh tepatnya pada alur sungai Pinoh,” terangnya belum lama ini.
Kendati demikian, lanjut Sudiyanto, perusahaan tersebut belum memegang izin prinsip untuk memulai aktivitas mereka di Melawi. Oleh karena itu, paparan ekspos yang disampaikan oleh perwakilan PT Tirta Wangi Power dilakukan agar bisa mendapatkan izin tersebut.
"Memang sebelum mendapat izin hal yang tak kalah penting adalah paparan dari mereka. Kalau sudah dapat izin prinsip, barulah mungkin mereka akan melakukan studi kelayakan serta perencanaan pembangunan PLTA di wilayah Senempak,” terangnya.
Menurut Sudiyanto, pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan, saat ini sudah menjadi tren dunia, dengan alasan minyak cadangan bumi semakin berkurang, termasuk diantaranta batu bara yang selalu dipergunakan selama ini. Dia menambahkan, pemanfaatan sungai sebagai sumber energi listrik bagi Melawi memang memungkinkan mengingat Melawi memiliki dua sungai besar dengan debit air yang juga besar.
“Kalau melihat paparan mereka, PLTA yang dibangun di sungai Pinoh cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di kabupaten Melawi, bahkan mungkin juga dibagikan ke kabupaten tetangga. Namun, tentu untuk perencanaan ini, tidak bisa Distamben sendiri, tapi juga harus duduk bersama instansi lainnya yang terkait,” katanya.
Dia menjelaskan,pihak investor juga sudah memaparkan bagaimana teknis membendung sungai Pinoh, tentu hal tersebut lebih dipahami oleh PT Tirta Wangi Power. Apalagi rencana PLTA tersebut berdampak pada pemukiman masyarakat di sekitar bendungan nantinya.
“Mereka katanya sudah survei dan nanti tentu akan bermitra dengan pihak lain. Sambil studi kelayaka, mereka pun bersosialisasi dengan masyarakat setempat,” terangnya.
Studi kelayakan rencana pembangunan PLTA di Senempak sendiri, memang bukan pertama kalinya diajukan oleh investor luar. Sebelumnya, Sudiyanto mengungkapkan sudah ada perusahaan atas nama PT Borneo yang bahkan sudah mengantongi izin prinsip di tahun 2011, namun ternyata tak ada lagi aktivitas lanjutannya.
Sudiyanto menjelaskan, pengembangan PLTA Pinoh oleh PT Tirwa Wangi Power, lokasi DAM memang akan dibangun di Desa Senempak. Estimasi debit untuk PLTA Pinoh mencapai 220 meter kubik per detik. Maksimal kapasitas daya yang dihasilkan mulai dari 46 MW-92 MW. Hanya memang dampak pembendungan sungai Pinoh menyebabkan ada 2.125 hektar areal genangan air bila tinggi DAM didesain 30 meter dan lebar DAM mencapai 215 meter. Sedangkan bila tinggi DAM didesan setinggi 35 meter dengan lebar 240 meter, maka daerah yang tergenang lebih luas mencapai 2.888 hektar. (Ali)