TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Anak balita bernama Mohamad Ilham (9 bulan), terpaksa dioperasi pembuatan anus di perut. Ilham susah buang air besar akibat diberi makan bubur sejak usia 3 bulan.
Ilham merupakan bayi asal asal Dusun Tegalsari, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jawa Tengah.
Kendati sudah bisa buang air besar, perut Ilham tetap membesar dan badannya panas. Bayi malang ini juga kerap menangis ketika hendak buang air besar.
Ibunda Ilham, Ngatiyah (39), menjelaskan, awalnya perut Ilham membesar dan tidak bisa buang air besar. Kemudian, Ngatiyah membawanya ke Puskesmas Kangkung I.
"Oleh dokter puskesmas, saya disuruh bawa anak saya ke RSUD Kendal. Tapi di RSUD Kendal, anak saya tidak bisa ditangani, lalu saya diberi surat rujukan ke RSU Kariadi (RSUP Dr Kariadi), Semarang," kata Ngatiyah, Rabu (12/3/2014).
Ngatiyah melanjutkan, setelah dibawa ke RSUP Dr Kariadi, M Ilham dioperasi untuk pembuatan lubang anus di perut bagian kiri.
Namun, lubang anus buatan ini malah membuat Ilham kesakitan dan terus menangis setiap hendak buang air besar.
"Saya sangat tidak tega kalau melihat anak saya mau buang air besar," katanya.
Dia mengaku terpaksa memberi makan bubur kepada anaknya karena tidak punya uang untuk membeli susu. Sementara itu, air susu (ASI) miliknya kurang lancar.
"Suami saya bekerja sebagai penjual sosis keliling. Hasilnya hanya bisa untuk makan sehari-hari. Itu pun kadang masih kurang. Saya tidak mengira kalau jadinya begini," katanya.
Sementara itu, Istiwati, Kepala Puskesmas Kangkung I, mengaku terkejut ketika kali pertama melihat M Ilham yang diperiksakan oleh ibunya. Badannya panas dan perutnya membesar.
"Anak itu mengidap penyakit ileus. Sebuah penyakit yang terjadi karena pencernaan tidak berfungsi. Penyebabnya, anak diberi makanan-makanan keras yang belum waktunya," kata Istiwati.
Istiwati menambahkan, M Ilham sebenarnya memiliki anus. Namun, bagian itu tidak bisa digunakan untuk buang air besar karena ada kelainan pada pencernaan.
Jalan satu-satunya adalah, pembuatan anus di perut dengan cara operasi. Setelah tiga bulan, anus buatan itu kembali ditutup, dan anus aslinya difungsikan kembali.
"Operasinya bebas biaya karena menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM)," ujarnya.
Pada Rabu (12/3/2014) sore, M Ilham dijenguk oleh Bupati Kendal Widya Kandi Susanti. Widya sempat memberi nasihat kepada Ngatiyah agar jangan dulu memberi makanan yang berat-berat seperti bubur atau nasi kepada bayi yang belum berusia 1 tahun. Ilham harus tetap diberi susu meskipun sudah sembuh.
Widya juga meminta kepada Kepala Puskesmas Kangkung I agar mengantar Ilham dan ibunya saat kontrol ke RSU Kariadi Semarang. Sebab, orangtua Ilham secara ekonomi tidak mampu.
"Semoga cepat sembuh," ucap Widya sambil memberi bantuan berupa uang, susu, dan perlengkapan bayi.