TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, membantah tudingan yang menyebut program pemulangan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya tidak berhasil lantaran banyak PSK yang ditemukan kembali beroperasi lagi di tempat lain dengan modus yang berbeda.
Menurut Risma, semua PSK yang dipulangkan didata lengkap dan diawasi secara berkala. Dia yakin, para PSK akan memanfaatkan keahlian dan bantuan modal yang diberikan pemerintah secara maksimal.
"Tidak benar itu PSK balik lagi karena selain kita data, juga kita awasi sampai mereka mandiri. Karena saya tahu betul, mereka sebenarnya ingin berubah lebih baik," katanya, Rabu (12/3/2014) di Balai Kota Surabaya.
Pihaknya memfasilitasi keinginan para PSK untuk hidup mandiri. Misalnya, lanjut Risma, jika ada yang ingin membuka usaha pencucian pakaian, pemerintah kota akan membelikan alat pencuci. Jika PSK tersebut ingin membuka usaha konveksi, maka akan dibelikan mesin jahit, lengkap dengan pelatihan dan modal awal usahanya.
Sebelumnya, sejumlah kalangan lembaga swadaya masyarakat menilai program pemulangan PSK tidak efektif karena fakta menunjukkan para PSK kembali lagi ke Surabaya dengan modus operasi yang berbeda setelah dibekali dengan modal usaha. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan sejumlah LSM, para PSK itu kembali ke Surabaya dengan nama yang berbeda. Achmad Faizal/Kompas.com