Laporan Wartawan Tribun Jateng Hermawan Endra Wijonarko
TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Gunung Api Slamet, yang memiliki ketinggian 3.428 (dpl), merupakan gunung tertinggi di Jawa setelah Semeru di Jawa Timur.
Gunung ini besar, luas dan tinggi sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Banyak pendaki dari dalam dan luar negeri ingin menaklukkan Gunung Slamet.
Namun, tidak sedikit para pendaki yang hilang, tewas atau terjatuh. Mereka yang tewas, biasanya karena terjatuh dari ketinggian, ada juga yang hilang dan tidak ditemukan sampai saat ini.
Juru Kunci Gunung Api Slamet Warjono (78), memberikan nasihat bagi para pendaki. Menurutnya, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh para pendaki.
Antara lain, dilarang kencing atau buang air besar di sekitar gunung. Mereka yang ingin buang air kecil atau besar, harus menyediakan kantung untuk kemudian dibuang di luar jalur pendakian.
Selain itu, dilarang berbicara kasar, membawa minuman keras dan juga bercumbu di sekitar lokasi pendakian.
Dia menceritakan, tahun 1990, ada 15 pendaki asal Bandung yang akan mendaki Gunung Slamet. Namun, mereka tidak izin kepada petugas penjaga, sehingga 3 orang dari mereka hilang dan tidak ditemukan sampai sekarang.
Keuntungan PSIM Yogyakarta Bungkus Marko Simic dari Persija Jakarta: Ada 3,1 Tak Dimiliki oleh Rakic
PSIM Yogyakarta-Persela Lamongan Yakin Tak Lirik 2 Primadona Eks Persija & Persis? Ini Keuntungannya
"Semua tergantung niat, kalau niatnya buruk maka akan celaka. Yang penting sopan dan izin dulu kalau mau naik," tutur Warjono kepada Tribun Jateng, saat dijumpai di kediamannya, Desa Jurangmangu, Kabupaten Pemalang, Kamis (13/3/2014).
Ketika sedang mendaki gunung, kemudian di tengah jalan menemukan barang seperti emas, cincin, permata atau benda berharga lainnya, jangan sekali-kali untuk mengambil dan membawanya pulang.
Karena hal itu sangat membahayakan dan mengancam keselamatannya.