Laporan Wartawan Surya M Taufik
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Surabaya, Jawa Timur, mengaku kerap menerima ancaman dan teror.
Teror itu, seperti rumahnya digedor-gedor preman. Ada juga teror lewat SMS dan telepon berisi nada ancaman.
Semua peristiwa itu, diadukan para anggota Panwaslu Surabaya saat mendatangi Polda Jatim, Senin (24/3/2014).
Mereka berharap, Polisi bertidak tegas dan mengusut semua peristiwa tersebut.
"Kami berharap, aktor intelektual dan peristiwa di Sumenep juga diungkap. Teror-teror dan sebagainya itu kalau dibiarkan bakal menjadi kekerasan," kata Sardioko, Divisi Pengawasan Panwaslu Surabaya yang juga sebagai korlap dalam aksi ini.
Ditanya tentang kemungkinan permintaan pengawalan atau pengamanan khusus untuk masing-masing anggota Panwas oleh polisi, Sardiono mengaku tidak mungkin.
Alasannya, anggota Panwas jumlahnya banyak, jadi sulit jika harus mendapat pengamanan setiap personal.(*)