Laporan Wartawan Pos Kupang, Dion Kota
TRIBUNNEWS.COM KUPANG - Banyak jemaat, khususnya perempuan, menangis menyaksikan drama kisah sengsara dan penyaliban Yesus di Bukit Golgota (di Terminal Oepura Kupang), Jumat (18/4/2014) dini hari.
Penyaliban Yesus ini merupakan bagian dari etape drama jalan salib yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pemuda Klasis Kota Kupang. Jalan salib berawal dari Taman Nostalgia. Di sana Yesus menyembuhkan penderita ayan dan orang buta, khotbah di bukit, perjamuan terakhir, Yudas menjual Yesus, Yesus berdoa di Taman Getsemani, Yesus ditangkap.
Dari Taman Nostalgia peserta jalan salib melewati Gereja GMIT Kota Baru. Di gereja ini, para imam besar mengadakan permufakatan jahat dan membawa Yesus kepada Hanas. Jalan salib dilanjutkan ke Gereja GMIT Talitakumi di Pasir Panjang. Di sana Tuhan Yesus dihadapkan kepada Hanas, Yesus ditampar oleh penjaga dan diolok-olok di depan khalayak.
Selanjutnya menuju Gereja GMIT Ebenheiser-Oebab. Di sana Tuhan Yesus diperhadapkan kepada Pilatus. Dari Gereja Ebeinheiser menuju Gereja GMIT Kota Kupang. Di gereja tua ini, Tuhan Yesus diperhadapkan kepada Herodes, dipakaikan jubah kebesaran dan diolok-olok.
Jalan salib kemudian melintasi Jalan Mohammad Hatta menuju Gereja GMIT Koinonia. Di gereja itu Tuhan Yesus diperhadapkan kepada Pilatus, dicambuk, dipakaikan mahkota duri, dan Barabas dibebaskan. Dari Gereja Koinonia melintasi Jalan Sudirman, belok di perempatan Polda NTT melintasi Jalan Herewila. Di depan Gereja Katolik Santu Yosep Naikoten, Yesus jatuh pertama kali dan Yesus dipaksakan terus berjalan.
Dari Jalan Herewila menuju Gereja GMIT Pniel- Oebobo di Jalan WJ Lalamentik. Di sana Yesus bertemu ibuNya, Maria. Jalan salib dilanjutkan ke Gereja GMIT Anugerah. Di sana Yesus bertemu Veronika yang membasuh wajah-Nya.
Selanjutnya di depan gedung Bumi Putera, Yesus jatuh kedua kalinya, namun Yesus dipaksa terus berjalan. Jalan salib kemudian melintas di Jalan Soeharto menuju Gereja GMIT Paulus. Di depan gereja itu Yesus jatuh ketiga kali, namun Yesus dipaksa terus berjalan. Tuhan Yesus tidak sanggup lagi memikul salibNya, para pengawal menarik Simon orang Kirene dan dipaksa membantu Yesus.
Di Terminal Oepura, yang dijadikan Bukit Tengkorak/Golgota, Tuhan Yesus disalibkan bersama dua orang penjahat. Yesus mati di kayu salib, refleksi penyaliban Yesus diturunkan, ibadah pemakaman sekaligus kebaktian Jumat Agung di GMIT Imanuel Oepura.
Drama yang dipersiapan kurang lebih satu bulan ini terbilang sukses karena bukan hanya menyedot partisipasi masyarakat Kota Kupang untuk mengikuti jalan salib itu, tapi banyak kaum ibu yang menyaksikan jalan salib meneteskan air mata ketika melihat Yesus (diperankan oleh Efraim Ndolu) disalibkan di Bukit Golgota.
Pantauan pada Jumat (18/4/2014) sekitar pukul 05.30 Wita di Terminal Oepura di atas bak air yang disulap menjadi Bukit Golgota tempat penyaliban Yesus dan dua orang penjahat, dipadati sekitar 400 warga Kota Kupang. Anak-anak, remaja dan orang tua berbaur mengikuti drama penyaliban Yesus yang dimulai Kamis (17/4/2014) sekitar pukul 19.00 Wita dari Taman Nostalgia dan berakhir di Gereja Imanuel Oepura (tempat pemakaman Yesus).
Puisi mengiringi Yesus ketika akan menyerahkan nyawaNya kepada BapaNya. Yesus yang diperankan oleh Efraim dengan napas terengah-engah mengucapkan, "Sudah selesai'', diiringi dengan bunyi petir dan asap biru mengepul membuat suasana penyaliban Yesus mencekam. Suasana ini membuat beberapa ibu sangat tersentuh hatinya melihat pengorbanan Yesus dan akhirnya tak bisa menahan air mata mereka.
Setelah wafat, jenazah Yesus dibawah untuk dimakan di dalam Gereja GMIT Imanuel Oepura. Jenazah Yesus digendong oleh beberapa petugas dengan pakian bercorak garis-garis warna yang terlihat kusam. Jenazah Yesus diantar jemaat ke dalam Gereja GMIT Imanuel Oepura.
Di dalam gereja sekitar 500 jemaat berpakaian rapi telah menunggu kedatangan jenazah Yesus untuk beribadat bersama. Beberapa ibu lagi-lagi menangis ketika melihat jenazah Yesus diarak masuk ke dalam gereja. Beberapa pendeta yang melihat Yesus terbungkus kain tenun, tak kuasa menahan air matanya. Di pintu luar gereja dua orang algojo menjaga pintu masuk Gereja Imanuel. Selanjutnya drama jalan salib ini ditutup dengan ibadah bersama.