TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan menyalurkan Compressed Natural Gas (CNG) atau gas yang dipadatkan ke kawasan industri Tambak Aji,Semarang, Jawa Tengah. Selain itu, CNG juga akan dialirkan PGN untuk pengguna rumah tangga di perumahan Kliwonan dan Wahyu Utomo.
“Dalam tahap awal ini, sebelum 17 Agustus 2014 kami targetkan gas sudah dapat dinikmati di Jawa Tengah yaitu di kawasan Tambak Aji. Kami memerlukan dukungan para pihak terkait agar tujuan mulia ini dapat terealisasi tepat waktu,” ujar Edy Sukamto, Manager Area Semarang, dalam keterangan tertulis yang diperoleh KONTAN, Kamis (24/4).
Pasokan CNG akan diangkut dengan truk 40 feet berkapasitas 4.000 kaki kubik. Suplai CNG akan disalurkan melalui PRS (Pressure Reducing Station) yang terhubung dengan pelanggan melalui jaringan pipa sepanjang 5.150 meter.
Dengan potensi awal konversi ke gas bumi sebesar 710 ribu kaki kubik per hari yang setara lebih dari 600 kilo liter per bulan pemakaian solar, maka pelanggan dapat menghemat biaya energinya lebih dari Rp 50 Miliar per tahun.
Investasi yang dikeluarkan oleh PGAS untuk membantuk infrastruktur tersebut sebesar Rp 11 miliar. Pengerjaan proyek sudah mulai dilakukan yang ditandai penandatangan kontrak konstruksi oleh General Manager (GM) SBU Distribusi Wilayah II, Wahyudi Anas dengan Direktur Utama PT PGAS Solution, Dilo Seno Widagdo selaku kontraktor proyek, (22/4/2014).
Pembangunan infrastruktur distribusi gas bumi ini merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di wilayah Jawa Tengah yang dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap I yakni wilayah Kendal –Semarang– Demak, Tahap II diantaranyaSemarang– Ungaran dan Tahap III akan melalui wilayah Pekalongan – Kudus – Solo Raya. Total panjang pipa yang akan dibangun sekitar 350 km.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik dan peningkatan pemerataan akses masyarakat terhadap gas bumi.
Adapun, realisasinya sangat mendesak mengingat Proyeksi Jawa Tengah akan terjadi kondisi krisis energi yang diperkirakan terjadi pada 2017, sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin. (KONTAN/ Petrus Dabu)