Laporan Wartawan Surya, Miftah Faridl
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rencana pentupan lokalisasi Dolly-Jarak terus mendapatkan tentangan dari warga dan pekerja lokalisasi. Mereka menilai, penutupan ini bakal menbuat hidup ribuan orang sengsara.
"Kami hidup di sini. Jadi, tolong jangan ganggu hidup kami!" ujar Apeng, warga setempat, Sabtu (26/4/2014) malam.
Menurutnya, apa yang dilakukan Pemkot Surabaya tidak manusiawi dan membunuh sumber hidup dirinya dan ribuan warga sekitar. Dia tidak terima jika masalah moral disangkutpautkan pada bisnis seks yang ada di lokalisasi Dolly-Jarak.
Bagi Apeng, tanpa lokalisasi pun prostitusi tetap ada dan bahkan jauh lebih liar.
"Apa kemudian selesai masalahnya ketika Dolly ditutup?" ujarnya mempertanyakan rencana pemkot. Pedagang kaki lima ini menambahkan, sikap warga adalah bagian dari mempertahankan sandang pangan mereka.
Diberitakan sebelumnya, kawasan Dolly sempat mencekam setelah warga mendengar ada razia yang dilakukan Pemkot Surabaya. Warga memblokade akses keluar masuk gang Dolly untuk mencegah aparat masuk.