News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tiga Desa Krisis Air Bersih Diduga Gara-gara Pipa Induk Dipotong Caleg Gagal

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, EMPATLAWANG - Gagal menjadi anggota DPRD Empatlawang saat pemilihan umum legislatif, 9 April lalu, salah seorang caleg diduga menyuruh tim suksesnya memotong pipa induk yang mengalirkan air bersih ke Desa Terusanbaru, Terusanlama dan Seguringkecil dalam wilayah Kecamatan Tebingtinggi, Empatlawang, Sumatera Selatan.

Akibatnya tiga desa tersebut mengalami krisis air bersih dan warga terpaksa kembali ke sungai untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Menurut keterangan warga setempat, fasilitas air bersih itu dibangun menggunakan dana pusat melalui Balai Besar Pengairan Sumsel 2013 lalu. Konon pembangunan yang menghabiskan dana sekitar Rp 1,3 miliar itu diperjuangkan istri sang caleg yang duduk di DPRD Sumsel.

Namun karena harapannya mendapat suara 80 persen dari sekitar 1.000 lebih mata pilih di tanah kelahirannya itu gagal terwujud, sang caleg pun nekat menyuruh seseorang untuk memotong pipa induk tersebut.

"Pipa itu dipotong beberapa hari setelah pencoblosan, setelah mereka tahu perolehan suara di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS). Mungkin dia (caleg) kesal, karena yang memperjuangkan failitas itu istrinya yang anggota DPRD Sumsel," kata warga setempat yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Menurut dia, penting untuk merahasiakan identitasnya karena caleg bersangkutan adalah putra daerah dan cukup berpengaruh di sana. Karena pipa itu dipotong, belasan titik bak penampungan air di pemukiman warga kering. Mereka terpaksa kembali memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

"Sarana air bersih ini besar manfaatnya terhadap warga, karena selama ini memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itu, pemotongan ini berdampak buruk terhadap masyarakat, sehingga kejadian ini sangat disesalkan warga," katanya.

Warga pun berharap pihak berwajib mengusut pelaku pemotongan pipa ini. Sebab itu dinilai sudah melanggar hukum dan merugikan masyarakat banyak.

"Usut tuntas pelaku perusakan ini dan berikan sanksi, sesuai dengan hukum yang berlaku. Ya, kalau kalah harus terima dengan legowo, jangan melakukan perusakan seperti ini, lagian ini kan merusak citra caleg itu sendiri," katanya.

Wes, salah seorang warga Desa Terusanbaru mengatakan, kuat dugaan pemotongan ini dilakukan oleh timses Caleg yang gagal. Pemotongan pipa induk sumber air bersih ini sudah banyak diketahui warga dan cenderung menduga dilakukan salah satu timses caleg.

"Kami tidak tahu persis siapa pelakunya, karena belum ada bukti yang pasti. Kalau masyarakat tahu, besar kemungkinan akan dimassa," katanya.

Untuk mengetahui persis kondisi pipa tersebut, Sriwijaya Post (Tribunnews.com Network) mencoba ke lokasi, Jumat (25/4/2014). Sumber air berjarak sekitar 2 km dari desa. Tidak jauh dari sumbernya, pipa nampak sudah putus sekitar 30 cm, cor semen untuk penahan pipa juga rusak sekitar 1 meter dan air mengalir ke sungai. Dilihat dari bentuk potongan, kemungkinan besar dilakukan dengan senjata tajam. Dari bekasnya, pelaku sepertinya sempat berusaha memotong pada bagian lain.

Namun mungkin karena keras, pelaku memilih bagian pipa yang mudah dipotong. Ditemui, Sabtu (26/4/2014), Kades Terusan Lama, Jakfarozi tidak membantah kalau pipa tersebut memang sudah dipotong. Namun dia tidak bisa memastikan siapa pelakunya, meskipun sebagian besar masyarakat menuding tim pemenangan caleg.

Menurut dia, dugaan masyarakat cukup beralasan karena setelah Pileg tim caleg yang dicurigai juga meminta kembali bantuan-bantuan yang pernah diberikan kepada masyarakat, seperti perlengkapan olahraga dan lainnya.

"Kalau sebatas net, bukan warga tidak bisa membeli. Kalau mereka ambil kembali silakan, kita tidak keberatan. Tapi, kalau sampai memotong pipa air, itu sudah keterlaluan. Ya, memang pembangunan sarana air bersih ini usulan warga tiga desa ini dan dia (caleg) yang membawa proposal serta memperjuangkan di DPRD Provinsi, tapi kan tidaklah wajar," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini