News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuota Elpiji Priangan Timur Dialihkan ke Lampung

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal gas Pertamina untuk persediaan Jawa Barat yang ditambat di perairan Kepulauan Seribu

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA -- Penambahan kuota elpiji tiga kilogram untuk wilayah Priangan Timur (Priatim) tahun 2014 ternyata memang dikurangi dari delapan persen menjadi hanya tiga persen saja dari kuota normal reguler sebanyak 170 truk per hari. Lima persen lainnya dibawa ke Lampung yang juga mulai melaksanakan program konversi.

Ketua Hiswana Migas Priatim, Wawan Ugan, seusai rapat intern di sekretariat Hiswana Migas Priatim, Jalan Sutisna Senjaya, Kota Tasikmalaya, Selasa (6/5/2014), mengungkapkan, dengan adanya pengurangan kuota penambahan elpiji tiga kilogram tersebut, pihaknya masih bisa memenuhi kebutuhan.

"Awalnya kami sudah senang penambahan kuota delapan persen sudah disetujui pemerintah pusat. Tapi kemudian ada perubahan untuk memasok Lampung. Titik sangat aman penambahan kuota LPG 3 kg memang delapan persen. Tetapi dengan hanya penambahan tiga persen pun, kita berupaya agar tidak sampai terjadi kelangkaan. Asal tidak ada spekulan yang bermain-main di lapangan," kata Wawan.

Dijelaskannya, untuk mengamankan pasokan elpiji di masyarakat, Hiswana Migas Priatim tetap melakukan pasokan pada hari libur dengan jumlah sama seperti hari-hari biasa yakni sekitar 170 truk. Dengan pasokan yang tidak ada liburnya itu, diharapkan tidak sampai muncul kelangkaan elpiji tiga kilogram.

Harga elpiji tiga kilogram sesuai HET Kota Tasikmalaya yang telah ditetapkan, dari agen ke pangkalan Rp 13.400 per tabung dan dari pangkalan ke pengecer Rp 14.400 per tabung. "Kita berharap tidak ada gejola di lapangan, menyusul adanya pemangkasan kuota untuk tahun 2014 ini," imbuh Wawan.

Sejumlah pengecer yang ditemui Tribun, mengharapkan, seluruh pangkalan memasang plang resmi agar mereka tidak terkecoh. "Harusnya setiap pangkalan resmi Hiswana Migas memasang plang resmi. Hal itu untuk memudahkan kami membeli elpiji, sekaligus mengontrol harga," kata Agis (40), pengecer di Perumahan Baitul Marhamah, Kecamatan Indihiang.

Menurut Agis, seringkali ia membeli elpiji tiga kilogram dengan harga di atas Rp 14.400. Tapi ia tidak bisa memastikan apakah tempat penjualan LPG itu pangkalan atau bukan. "Kalau ada plang kita bisa ikut mengontrol jika ternyata dia menjual harga melebihi HET," ujarnya. (stf)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini