TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Dokter Heri Subiakto SpPD Dokter spesialis penyakit dalam, Ketua Tim Dokter yang mengawasi kesehatan Sihatul Alfiyan (25)--tenaga kerja wanita yang koma di Taiwan--mengungkapkan, kemungkinan besar Sihatul akan mengalami cacat permanen.
"Kondisi otot kaki dan tangannya sudah layu. Walaupun nanti dinyatakan sembuh tapi untuk kembali normal seperti awal kemungkinan besar tidak bisa lagi," kata dia, Rabu (7/5/2014).
Namun, Heri optimistis kesehatan Sihatul akan semakin membaik.
"Pengaruh psikologis akan mempengaruhi kesehatan Sihatul, karena di sini ia dekat dengan keluarganya seperti suami, anak dan orangtuanya. Ini bisa mempercepat kesehatan Sihatul menjadi lebih baik," kata Heri.
Menurut Heri, satu hal yang patut dikhawatirkan adalah komplikasi seperti penggunaan alat bantu nafas yang akan mempengaruhi paru-paru.
"Termasuk juga kondisi pasien yang berbulan-bulan hanya berbaring, termasuk juga penggunaan alat bantu pembuangan air kecil yang dipasang pada tubuh pasien. Hal tersebut yang akan mendapat perhatian khusus," tambah Heri.
Untuk mengurangi ancaman komplikasi yang terjadi, nantinya Sihatul akan dirawat di ruang tertutup dan hanya dijaga satu orang dari keluarga.
"Tidak boleh dijaga bergantian dalam waktu yang pendek. Yang masuk pun nanti harus diusahakan steril dengan cuci tangan lebih dahulu dan menggunakan pakaian khusus, agar Sihatul tidak tertular penyakit apapun dari luar untuk menghindari komplikasi akibat tertular dari luar," papar Heri.
Secara garis besar, kondisi Sihatul masih stabil dan tidak banyak mengonsumsi obat-obatan.
"Saat dilihat dari respon pernafasan besar harapan kami kondisi Sihatul akan membaik minggu depan, tapi ya tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Kami juga tetap berharap agar pihak keluarga memberikan sugesti dan juga support agar kesehatannya membaik," kata dia.
Sementara itu Suhandi, suami Sihatul, mengaku bersyukur istrinya bisa pulang ke Indonesia.
"Saat saya ke Taiwan dokternya memang sudah tidak memberikan pengobatan hanya perawatan jadi kalau sama-sama dirawat ya mending dibawa pulang saja," jelasnya.
Suhandi juga berharap dokter di Indonesia kembali memeriksa penyebab istrinya koma selama berbulan-bulan di Taiwan.
"Biar saya tahu apa yang menyebabkan istri saya seperti ini. Saya sih berharap istri saya kembali normal," katanya dengan suara lirih.
Suhandi juga mengaku saat di Taiwan sempat bertemu dengan majikan istrinya.
"Tapi katanya tidak ada bukti majikan melakukan penyiksaan pada istri saya, sehingga tidak ada proses hukum dan majikannya masih bebas sampai sekarang," kata Suhandi.
Sihatul Alfiyah, bekerja di kandang sapi dan merawat 300 sapi seorang diri. Dia dinyatakan koma sejak 22 September 2013 dan dari rekam medis ditemukan luka di bagian belakang kapala akibat benturan benda tumpul. Diduga Sihatul mengalami penyiksaan oleh majikannya.