TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Akibat dilempar penghapus papan tulis oleh gurunya, seorang siswa sekolah dasar berinisal RDS (9) di Solo, memilih untuk tidak bersekolah, Jumat (9/5/2014).
Bocah ini mengalami luka lebam di pipi kiri dan trauma akibat aksi kekerasan itu.
Saat ditemui di rumahnya di Tanjunganom, Kwarasan, Sukoharjo, Jawa Tengah, RDS yang saat itu ditemani Suparman, mengaku ingin pindah sekolah karena takut bertemu dengan guru ID yang melempar dirinya pakai penghapus.
"Takut, pengin pindah sekolah saja di daerah Baluwarti," kata RDS kepada Kompas.com, Jumat (9/5/2014).
RDS menceritakan, guru ID juga pernah melempar tiga siswa lain pakai benda yang sama. "Tidak galak, tapi tiga teman saya juga dilempar penghapus dan kena bagian kepalanya," kata RDS.
Pihak keluarga menyesalkan peristiwa yang menimpa RDS. Tindakan melempar penghapus tersebut dianggap terlalu berlebihan.
Karenanya, pada Kamis malam, pihak keluarga sudah melaporkan guru ID ke polisi. Namun, pihak keluarga masih terbuka untuk menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan.
"Secara pribadi saya menyesalkan apa yang menimpa cucu saya, namun kok belum ada niat baik dari sekolah, maka keluarga melaporkan ke polisi," kata Suparman.
Julianto, Kepala Sekolah Dasar Islam Bakti 1 tempat RDS menimba ilmu, membenarkan ada siswa yang dilempari penghapus papan tulis oleh guru ID. Menurut Julianto, RDS dilempari penghapus karena membuat kegaduhan di kelas.
"Kita sudah minta guru ID untuk datang ke rumah RDS dan mencoba menyelesaiakan secara kekeluargaan, apalagi statusnya masih guru tidak tetap, jadi kita harap selasai dengan kekeluargaan," katanya.