TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Wali Kota Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto (50), Jumat (9/5), menunjukkan cara dia bekerja di hari pertama "masuk kerja".
Di hadapan Wakil Wali Kota Syamsu Rizal (41), Sekretaris Kota Ibrahim Saleh (56), serta 30-an pejabat eselon II, dan seribuan pedagang korban kebakaran Pasar Sentral/Makassar Mal, di Ruang Pola, Kantor Balaikota, Jl Ahmad Yani, Makassar.
Dengan gaya bicara tegas, dia jadi "moderator" sekaligus "pembicara" utama di rapat itu. Setelah perkenalkan stafnya, pertama-tama dia sampaikan maksud "hajatan" itu. Lalu dia mulai identifikasi masalah. Caranya, satu-per satu pedagang diminta sampaikan aspirasi. Biar efektif dan tak liar, dia jadi pengatur lalu-lintas rapat yang dihadiri setidaknya 800-an pedagang.
Laiknya investigator, dia mengatur aspirasi dengan memilah mana informasi, data, harapan, atau sekadar keluhan pedagang. Sebagai arsitek tata ruang, Danny tak ingin dibohongi soal, data, kalkulasi atau ukur hitung pegawainya.
Deng Ical, Asisten II Syaiful Saleh, Kepala PD Pasar Raya Ruslan Abu Tahir, Kapolres Pelabuhan AKBP Wisnu Sandjaja, Kepala Badan BPBD, dan unsur muspida, serius memperhatikan. Dan Danny mulai unjuk ketegasan, saat meminta Kepala PD Pasar Raya Ruslan Abu Tahir bicara.
Danny, ingin mengecek "seberapa tahu" detail manajer-nya itu soal pasar ini atas kebakaran keempat pasar itu. "Berapa data korban di sana Pak," tanya Danny.
Ruslan Abu memulai dengan jawaban; "ada lima kelompok asosiasi pedagang yang menjadi korban kebakaran pasar tersebut. "Kelompok Ruko 106, ketuanya Haji Amiruuddin, PK lima (PKL) Makassar ketuanya haji makmur 246, PKL Aspek, korban 700 lebih, asosiasi Makassar Mal juga 700 PKL."
Ruslan melanjutkan, "Totalnya ada 752 pedagang yang diketuai lima asosiasi. Telah disepakati, mereka diminta menempati lapak masing-masing dengan ketentuan tidak menambah luas. Sesuai pimpinan rapat kemarin." Danny langsung memotong Ruslan Abu, "tunggu dulu, kemarin saya dapat laporan 4.000 korban kemarin," ungkap Danny.
Ruslan Abu kemudian menimpali, "tenang dulu," Ruslan menyanggah perkataan Danny. "Ok, berapa rinciannya?," tanya Danny lagi. "Ada 1752, tidak akan selesai saya bicara kalau bapak ibu juga bicara," Ruslan menimpali lagi Danny sekaligus hadirin.
Danny tak bergeming, "tabe Pak, barangkali jumlah dulu, nanti teknisnya, jumlah dulu berapa korban?. Nah, pertanyaan saya, apa betul pedagang ini diregistrasi sebelum kebakaran?," Danny mencecar lagi.
"Jumlahnya 3000," jawab Ruslan Abu dengan singkat.
Janggal, Danny sontak menyemprot Ruslan Abu yang dinilai tidak becus memaparan rincian jumlah korban kebakaran. "Saya turun kemarin, saya lihat kondisinya, tidak begitu," kata Danny dengan nada sreg sekaligus membungkam Ruslan Abu.
"Ok, sekarang silakan kelompok pedagang yang bicara, mulai perwakilan ruko," Danny menyilakan korban bicara jujur, untuk buktikan laporan bawahannya.
Perwakilan pedagang ruko pun ramai-ramai angkat tangan mau berkomentar. Para pedagang umumnya meminta mereka diberi izin menempati dan memperbaiki lapak masing-masing karena ada asuransi, tidak perlu Pemkot Makassar yang mengongkosi.
Ketua Asosiasi PKL dalam gedung pasar sentral Haji Makmur lalu membantah laporan Ruslan Abu. "Jumlah PKL korban yang disebutkan kepala PD Pasar, 3000, itu salah Pak," ungkap Makmur.
"Sebanyak 1600 yang aktif dari total jumlah 2400 PKL lebih, itu korban Pak. 1600 ini dalam gedung. Namanya saja PKL, tapi kami berdagang dari awal tetap bayar dan tidak punya sertipikat," tambahnya. "Jadi apa mauta Pak," tanya Danny.
"Kami mau berjualan di tempat kami masing-masing, dan membangun. Kami tidak mau lagi kelima kalinya terbakar," jawabnya Makmur. Danny pun mengiyakan permintaan Makmur. Arsitek profesional ini kemudian menyilakan Ketua PKL luar gedung Pasar Sentral Haji Mustafa.
"Ada 516 korban Pak, termasuk emperan toko, habis terbakar. Kita kena cobaan. Di lapangan ini ada moment isu yang berkembang mau advokasi. Jadi kami meminta betul-betul ditata tempat masing-masing, kami antisipasi orang-orang mencaplok tempat kami. Tidak ada lagi besok-besok. Kami mau cepat Pak, sehari tidak berdagang kasian kita Pak," ungkap Mustafa.
"Pedagang mau cepat, saya mau lebih cepat, ini harus cepat selesai. Saya ulangi lagi ya, kita tidak mau kita punya tempat diambil orang lain, ok," tegas Danny, sontak disambut aplaus hadirin.
"Jangan banyak bicara, saya tidak mau bicara dua kali, saya ingin hari ini kita benar-benar ada solusi hari ini. Sudah empat kali kebakaran. Jangan ada yang kelima kali, terlalu bodoh kita kalau itu terjadi kembali," kata Danny.