TRIBUNNEWS.COM.SURABAYA - Meski terdapat nama sejumlah Jenderal (purn) TNI Angkatan Darat (AD) yang disebut-sebut dalam bursa capres-cawapres 2014, Korps TNI AD memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk memilih salah satu pasangan capres-cawapres. TNI AD akan tetap bersifat netral dalam Pilpres 9 Juli nanti.
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman menjelaskan, netralitas TNI AD terbukti pada pileg lalu. "Kami tetap memberikan kebebasan politik kepada semua anggota dalam setiap pesta demokrasi di negeri ini," kata Budiman saat berkunjung ke Markas Kodam V Brawijaya Surabaya, Rabu (14/5/2014).
Budiman membantah korps yang dipimpinnya diarahkan kepada salah satu pasangan capres-cawapres. Dia menilai, semua calon yang maju, meskipun bukan dari latar belakang militer, adalah orang hebat.
"Kami akan mendukung orang-orang yang hebat, yang mampu memimpin negara ini lebih baik ke depannya," tegas Budiman.
Dalam Pilpres nanti, pihaknya hanya berorientasi pada pengamanan pelaksanaan bersama pihak-pihak terkait. Sebanyak 150.000 anggota disiapkan untuk disebar ke masing-masing Kodam dengan rata-rata penyebaran sekitar 35.000 pasukan.
"Kita pastikan akan konsentrasi di pengamanan, meskipun anggota TNI juga punya hak pilih," jelasnya.
Sejumlah Jenderal (purn) TNI AD disebut dalam bursa capres-cawapres pada Pemilu 2014. Antara lain, mantan Pangkostrad Prabowo Subianto, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu dan Pramono Edhie Wibowo, serta mantan Panglima TNI Wiranto.