TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto (50), menegaskan kesiapannya untuk menjadi juru kampanye (jurkam) calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Sulsel.
Danny, belum mengajukan cuti. "Saya siap jadi jurkam di Makassar. Jika saya diminta jadi jurkam, saya akan mengajukan cuti," kata arsitek yang pada Pilwali Oktober lalu, diusung Partai Demokrat dan PBB ini.
Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK dari sayap Koalisi Partai, Syamsul Bahri Sirajuddin (59), juga mengemukakan Danny dan wakil Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal MI, dimasukkan dalam daftar jurkam bersama sejumlah kepala daerah di Sulsel. "Siapa saja, mereka kita akan lansir nanti dan kita serahkan ke KPU," kata Ketua Bappilu DPW Nasdem Sulsel ini.
Masa kampanye pilpres tiga pekan atau 21 hari. Dimulai 13 Juni hingga 4 Juli mendatang. Pencoblosan tanggal 9 Juli, atau lima hari setelah masa tenang (5-8 Juli).
Saat masa kampanye, masa pemerintahan Danny-Ical (DIA) baru berumur 40 hari. Duo ini mengungguli 9 calon lain, dengan perolehan 182.484 atau 31,18 persen suara.
Danny adalah wali kota ke-12 Makassar. Dosen Unhas dan arsitek profesional ini adalah wali kota pertama Makassar dari kalangan non-partisan.
Sejak Kamis (29/5/2014) lalu, Danny terus mendampingi lawatan dua hari Jusuf Kalla di Makassar. Danny ikut menjemput JK di bandara, dan hadir acara deklarasi partai pengusung Jokowi-JK di pelataran Karebosi.
Malam harinya, bersama Ical yang juga Ketua PMI Cabang Makassar, Danny juga hadir bersama mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di acara silaturahim dengan tokoh dan kepala daerah se-Sulsel di kediaman JK, Jl Haji Bau, Makassar.
Sepanjang Jumat kemarin, bersama Ilham, Danny juga terlihat hadir menemani JK (72) dan istrinya, Mufidah Jusuf (68) saat berziarah ke makam orangtua Jusuf Kalla, Haji Kalla bin Tuppu, dan Atirah Kalla Binti Muhammad di Komp;leks Pemakaman Arab, Bontoala, utara Makassar.
Di Balai Kota, siang harinya, Danny juga kembali mengisyaratkan dukungan ke pasangan yang diusung koalisi PDIP, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI ini.
"Secara pribadi saya memilih calon berkemeja kotak-kotak dan berkemeja putih serta mengenakan pin di dadanya. Saya tidak bisa menyebut namanya, apalagi di gedung balai kota Makassar. Seandainya hari libur, saya sebut namanya," kata Danny.
Selain Danny, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga secara terang-terangan sudah mendukung pasangan Jokowi-JK. Agus sendiri adalah mantan
Sekretaris DPD Golkar Sulsel tiga periode, dan masih tercatat sebagai kader Golkar dan memimpin ormas pendiri Golkar, DPD Soksi Sulsel.
Saat JK menziarahi sejumlah makam Pangeran Diponegoro, di Jl Dipoenego, Ujungpandang, Kalla ditemani Ilham, ketua DPD Partai Demokrat Sulsel.
Selain itu JK juga menyambangi makam mantan Menteri Pertahanan, Jenderal TNI (purn), M Jusuf dan sempat berdoa di depan makam putra sulung Syahrul, Rinra Sujiwa Syahrul Putra.
Agus Arifin Nu'mang yang menjadi salah satu penasihat di tim relawan Sahabat Rakyat, juga hadir.
Kepada wartawan usai ziarah, mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Jumat (30/5/2014), JK mengatakan bahwa ia melakukan ziarah karena ingin mendoakan dan ingin meneruskan perjuangan dari tokoh-tokoh yang diziarahi itu. Ia menegaskan bahwa ia datang ke makam bukan untuk meminta izin maupun restu.
"Minta izin itu sama keluarga dan rakyat, kita hanya mendoakan, bukan beliau mendoakan kita, beliau kan sudah meninggal," katanya.
Dalam kesempatan itu JK menuturkan bahwa ia ingin meneruskan perjuangan orang-orang yang ia ziarahi. Mulai dari Pangeran Diponegoro yang perang melawan Belanda di tanah Jawa, hingga akhirnya ditangkap dan dibuang ke Makassar.
Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir atau yang akrab dipanggil M.Jusuf, menurutnya almarhum adalah Panglima TNI yang paling mampu mensejahterahkan anggota TNI. JK mengatakan walau pun telah lama meninggal banyak anggota TNI yang masih mengenang jasa almarhum.
"Zaman di mana tentara paling lengkap saya rasa di jaman beliau, itu tidak bisa dipungkiri. Kita ingin mengikuti itu, tidak ada negara yang kuat tanpa tentara yang kuat," ujarnya.(ham/cr1/edi)