TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Suasana di lokalisasi prostitusi Gang Dolly dan Jalan Jarak pada Rabu (18/6/2014) pukul 18.45 WIB mencekam.
Para pekerja Dolly dan personel kepolisian terus berjaga-jaga di sepanjang Jalan Jarak dan Gang Dolly. Penjagaan itu menyusul adanya kabar bahwa akan ada penyerangan yang dilakukan oleh salah satu ormas Islam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, para pedagang kaki lima (PKL) untuk sementara tak bisa mangkal untuk berjualan di Jarak dan Dolly.
Semua wisma di dua lokalisasi prostitusi itu tutup. Lampu di dalam wisma juga dimatikan. Hanya lampu di tengah Jalan Jarak dan Gang Dolly yang masih menyala. Para warga dan PSK berjaga hampir di setiap depan wisma.
"Memang ditutup semua. Warga dan perempuan malamnya ikut siaga karena ada isu akan ada penyerangan dari pihak yang setuju penutupan Jarak dan Dolly," kata Sahnan, salah seorang warga Dolly, sambil membawa sebatang kayu.
"PKL sudah tidak bisa masuk berjualan di sini. Tapi, untuk sementara. Setelah aman, diperbolehkan (berjualan lagi). Itu sudah kesepakatan dari warga di sini," akunya.
Salah seorang PSK mengaku ikut bersiaga untuk menghadapi serangan mendadak dari luar Dolly. "Siap melawan jika ada serangan dari pihak luar," ujar dia.
Sementara itu, Kapolsek Sawahan Kompol Manang Subekti menyatakan, pihaknya mengerahkan 900 personel kepolisian untuk berjaga-jaga di Jalan Jarak dan Gang Dolly.
"Supaya tidak ada pihak yang berusaha mengacaukan Jarak dan Dolly," katanya.
Warga di Jarak dan Dolly, menurut Manang, hanya tidak ingin diganggu oleh pengacau dari luar daerah. Makanya, mereka berjaga-jaga. "Warga dan PSK tak ada masalah. Hanya berjaga-jaga saja," katanya.
Manang mengimbau warga di Gang Dolly dan Jalan Jarak agar tidak terprovokasi oleh isu-isu dari orang yang tak bertanggung jawab.
"Warga jangan terpancing dengan isu yang meresahkan. Kami sudah menyampaikan ke warga bahwa tidak akan ada apa-apa. Kita akan berjaga sampai normal," ujarnya.