News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penutupan Dolly

Dolly Ditutup, Institusi Adat di Bali Bersiaga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pekerja seks kembali menjajakan dirinya di Gang Dolly, Surabaya, Kamis (19/6/2014) malam, sehari pasca deklarasi penutupan lokalisasi tersebut, Rabu (18/6/2014).

TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - Ditutpnya lokalisasi Dooly di Surabaya, membuat beberapa daerah mulai ketar-ketir soal eksodusnya para PSK ke derahnya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta peran aktif institusi adat di daerahnya untuk mengantisipasi eksodus pekerja seks komersial ke Pulau Dewata sebagai imbas penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya.

"Pendekatannya saya kira bukan razia, tetapi memberi pemahaman kepada masyarakat Bali," katanya di Denpasar, Jumat (20/6/2014).

Menurut dia, sangat penting peran dari aparat banjar (dusun), desa pakraman (desa adat), dan para pecalang (petugas pengamanan adat), intinya aparat tradisional supaya lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar sehingga mencegah eks PSK Dolly masuk ke wilayah masing-masing.
     
"Saya berpesan kepada orang Bali jangan menerima, jangan menjadi konsumennya," ujarnya.
     
Mantan Kapolda Bali itu mengatakan, kalaupun ada PSK dari Dolly ke Pulau Dewata, tetapi seharusnya tidak lagi mengambil pekerjaan seperti saat mereka berada di lokalisasi terbesar di Asia Tenggara tersebut.
          
Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta juga mengharapkan pemerintah kabupaten/kota untuk memperketat masuknya orang ke Bali sebagai salah upaya mengantisipasi masuknya PSK Dolly.
    
"Jangan sampai ada yang masuk ke Bali tidak memiliki identitas jelas dan pekerjaaan yang jelas," ujarnya yang juga Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Provins Bali itu.
     
Pihaknya telah mencium adanya kedatangan sejumlah PSK setelah Pemerintah Kota Surabaya menutup lokalisasi Dolly.
    
"Sudah ada (kedatangan PSK Dolly) ke Kabupaten Jembrana. Kami minta aparat keamanan untuk mengecek identitas," ucap Sudikerta. (ant)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini