TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Personel Satpol PP Pemprov Sumut dari rekrutan alih daya (outsourcing) bentrok dengan mahasiswa yang berunjukrasa memperingati setahun masa jabatan Gubernur Gatot Pujo Nugroho dan Wakil Gubernur Tengku Erry Nuradi, Selasa (17/6).
Bahkan Satpol PP yang dikontrak dari PT Delta Mitra Masyarakat itu, disebut-sebut menjadikan pengunjuk rasa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sumut dan Himpunan Mahasiswa Alwasliyah Sumut sebagai bahan simulasi.
Kecurigaan ini muncul akibat Satpol PP alih daya ini tengah menjalani masa orientasi dan baru mendapat jadwal penempatan tugas, Rabu (18/6), hari ini.
Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sumut dan Himpunan Mahasiswa Alwasliyah Sumut berencana melaporkan pemukulan oleh Satpol PP Pemprov Sumut ke polisi.
Sekum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sumut Budi Setiawan Siregar yang juga merupakan koordinator aksi mengatakan, lima temannya dipukul oleh Satpol PP yang tiba-tiba menyerbu mereka, saat rekannya menurunkan bendera setengah tiang di lapangan upacara Kantor Gubernur Sumut.
"Ada yang kakinya berdarah dan celananya koyak. Kami juga punya foto seorang kawan kami yang kepalanya dipukul," ujarnya.
Kepala Satpol PP Pemprov Sumut Zulkifli Taufik membantah anak buahnya menjadikan aksi demonstran memperingati satu tahun Gubernur Gatot Pujo Nugroho, sebagai simulasi latihan untuk personel Satpol PP yang baru.
"Ah, nggak benar itu. Kalau semua isu harus saya klarifikasi capeklah saya," kata Zulkifli.
Ia membantah ada instruksi memukul para demonstran. Menurutnya, anak buahnya maju karena ingin menghentikan aksi penurunan bendera.
"Kalau ada yang dipukul tadi, saya tidak melihat."
Pantauan Tribun, puluhan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sumut dan Himpunan Mahasiswa Alwasliyah Sumut masuk ke halaman kantor gubernur dan membacakan tuntutannya di depan pintu masuk, pukul 12.00.
Mereka ingin berjumpa dengan Gatot dan menolak hanya ditanggapi oleh Kepala Biro Keuangan.
Sekitar pukul 12.30, sekitar seratus Satpol PP yang dikontrak dari PT Delta Mitra Masyarakat tiba dan berbaris di depan pintu masuk.
Para pengunjukrasa pun mundur ke tengah lapangan upacara sambil menyanyikan mars-mars. Mereka juga memplesetkan Lima Perintah Harian Gubernur Sumut yang terpampang di depan mereka.
"Bapak Gatot "gagal total" takut menjumpai mahasiswa," kata mereka. Dalam pernyataan sikapnya, para pengunjukarasa menilai Gatot gagal membawa Sumut sebagai provinsi yang berpengaruh di kancah nasional.