News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dilarang Ada Aksi Kekerasan Sekolah di Jember Saat MOS

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti masa orientasi siswa (MOS) bersama di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin (15/7/2013). MOS bersama yang diikuti sekitar 25 ribu siswa baru SMP dan SMA se-Kota Makassar tersebut untuk membangun kesepakatan dan komitmen bersama anti kekerasan terhadap pelajar. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Tahun ajaran baru di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) serentak dimulai, Senin (14/7/2014).
Pemandangan umum memasuki tahun ajaran baru adalah adanya kegiatan masa orientasi siswa (MOS), terutama di tingkat SMP dan SMA.

Terkait kegiatan MOS itu, pihak DInas Pendidikan Kabupaten (Dindik) Jember melarang penggunaan kekerasan atau perpeloncoan berlebihan kepada siswa baru.

Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dindik Jember Tatang Prianggono mengatakan, pihaknya sudah meneruskan himbauan itu kepada seluruh sekolah di Jember.

"Tidak boleh ada tindak kekerasan atau perpeloncoan. Apalagi saat ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kami juga menghimbau agar kegiatan MOS tidak mengganggu ibadah puasa," ujar Tatang, Senin (14/7/2014).

Menurutnya, pemakaian aksi-aksi kekerasan dalam MOS sudah tidak layak diberlakukan.

Mengacu sejumlah kasus, tindak kekerasan biasanya malah berbuntut hukum.

Dari pantauannya, panitia MOS memilih aksi unik dalam kegiatannya. Siswa baru diminta membawa aneka aksesoris yang lucu, seperti penutup kepala dari kertas, tas dari kardus bekeas, juga aneka hiasan kepala dari pita dan plastik.

"Lebih kepada penekanan di psikologis saja, tidak ada aksi perpeloncoan," ujar Tatang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini