TRIBUNNEWS.COM, LAHAT - Beberapa kota di Pulau Sumatera mengalami pemadaman listrik bergilir. Kondisi tersebut karena PT PLN mengalami defisit daya hingga 240 MW (megawatt) akibat tower transmisi 250 milik PLTU Simpang Belimbing di hutan Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, ambruk, Rabu (16/7/2014) sekitar pukul 08.20 WIB. Akibatnya jaringan interkoneksi Sumatera mengalami gangguan.
Pantauan Sriwijaya Post (Tribunnews.com Network), Kamis (17/7/2014), lokasi tower 250 yang ambruk milik PLTU Simpang Belimbing berada di wilayah hutan Desa Tanjung Telang, Kecamatan Merapi Barat. Tower roboh ke sisi kanan karena rangka baja di bagian bawah bengkok. Sementara kabel jaringan masih tetap terpasang dan tidak ada yang terlepas atau terputus.
Ambruknya tower transmisi 150 KV diduga karena erosi tanah disekitar tapak kaki tower. Posisinya berada di atas sebuah bukit kecil, hingga tanah yang longsor mempengaruhi kekuatan pondasi. Apalagi ada bekas parit kecil yang ditimbun, hingga tower roboh karena kehilangan kesimbangan dan diketahui Rabu (16/7/2014) pagi.
Sejumlah petugas PLN telah melakukan evakuasi terhadap tower dengan ketinggian sekitar 50 meter tersebut. Mereka juga menyiapkan temporary tower (tower sementara) di dekat tower 250 yang ambruk sebagai langkah antisipasi sementara. Sebab untuk mendirikan tower pengganti permanen harus dicari titik yang cocok, serta kondisi tanah yang tepat agar tidak longsor lagi.
Seluruh material yang diperlukan untuk pembangunan tower temporary, sudah berada di lokasi sehingga sejumlah pekerja sudah bisa merakit dan diperkirakan selesai dalam dua hari. Sejumlah perlengkapan yang diperlukan seperti konduktor dan pemindahan sirkuit, sudah mulai dilakukan. Jika selesai dikerjakan setidaknya pengiriman daya bisa kembali dilakukan dari PLTU Simpang Belimbing ke gardu induk Lahat.
Manajer PLN Wilayah Sumsel Jambi Bengkulu (PLN WS2JB) Area Lahat Juliarto melalui Supervisor Pemeliharaan, Irpan menjelaskan, yang ambruk adalah Tower 250 milik PLTU Simpang Belimbing bukan PLTU Banjarsari seperti yang diberitakan sebelumnya. Dari hasil investigasi sementara karena erosi tanah longsor lahan di sekitarnya, bukan karena sabotase seperti yang terjadi beberapa tahun silam.
Saat ini upaya perbaikan belum dilakukan, namun akan didirikan tower temporary. Material yang diperlukan sudah tiba di lokasi, dan pembangunan juga sudah dikerjakan. Ditargetkan pengalihan jaringan ke tower sementara tersebut bisa segera selesai, pada minggu ini juga. Sehingga pengiriman daya dari PLTU Simpang Belimbing ke Gardu Induk bisa kembali normal, agar defisit daya bisa teratasi. Sementara tim lain akan mencari titik lokasi pembangunan tower permanen, untuk pengganti Tower 250 yang ambruk.
Akibat robohnya tower dengan tegangan 150 KV tersebut, membuat pengiriman daya dari PLTU Simpang Belimbing ke Gardu Induk Lahat terhenti. Padahal setiap hari bisa memasok daya sebesar hingga 240 MW, yang kemudian dikirim melalui interkoneksi jaringan ke sejumlah kota. Sehingga terjadi defisit daya cukup besar, dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di pulau Sumatera.
Informasi yang mereka terima dari pihak Gardu Induk Lahat, defisit daya yang terjadi saat ini lebih dari 200 MW. Sehingga untuk menyiasati kekurangan daya terutama pada beban puncak pada malam hari, terpaksa dilakukan pemadaman bergilir di sejumlah kota di Sumatera. Terutama daerah yang mendapatkan pasokan listrik dari gardu Induk Lahat, melalui jaringan interkoneksi. Sehingga bisa terancam gelap gulita, karena pemadaman akan sering dilakukan pada beban puncak di malam hari.
"Sekarang defisit daya, jadi terpaksa dilakukan pemadaman bergilir di sejumlah Kota di Pulau Sumatera. Terutama pada saat beban puncak di malam hari," ujar Irpan. (iko)