Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Banyaknya kendaraan pribadi seperti sepeda motor berpengaruh terhadap jumlah penumpang angkutan umum. Bahkan saat Lebaran, jumlah penumpangnya juga tidak mengalami kenaikan drastis.
Maryono, awak angkutan umum jurusan Yogyakarta-Brosot saat ditemui di Terminal Palbapang Bantul mengatakan, Lebaran kali ini tak membuat jumlah penumpang angkutannya meningkat.
Kemarin, Maryono hanya dapat mengangkut 20 penumpang, padahal kapasitas bus dapat memuat 36 orang.
"Sangat sepi penumpang, jadi untuk menyetor juga susah," kata Maryono, Kamis (31/7/2014).
Kondisi jalanan yang macet ujarnya, juga menambah bengkaknya biaya operasional angkutan yakni untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM).
Selain itu, waktu tempuh Yogyakarta-Brosot juga menjadi semakin lama.
Bila pada hari biasa, Maryono dapat menempuh tiga kali pulang pergi. Namun pada Lebaran ini, dalam sehari ia hanya bisa sekali pulang pergi.
"Soalnya jalanan padat," tambahnya.
Hal sama juga dialami oleh Rochim, awak bus Bakmi Jawa jurusan Yogyakarta-Wonosari. Pada Lebaran kali ini, Rochim hanya dapat mengangkut sekitar 30 penumpang sekali jalan, padahal kapasitas bus mencapai 56 orang.
Jalan Wonosari yang macet menyebabkan jarak tempuh dan biaya operasional bus semakin bertambah.
Menurut Rochim, jarak tempuh Yogyakarta-Wonosari bisa tiga kali lebih lama dibanding hari biasa.
"Saya berangkat dari Terminal Giwangan jam setengah tiga. Sampai Wonosari pukul 8 malam. Bayangkan saja lamanya, saking macetnya," ujar Rochim.
Selama Lebaran ini, Rochim juga tidak pernah ngetem (berhenti menunggu penumpang) di Terminal Giwangan. Padahal di hari biasa, ia ngetem sekitar 30 menit.
Rochim menuturkan, di terminal ia hanya menurunkan penumpang. Ia khawatir jika tidak dapat pulang karena jarak tempuh yang lama. (*)