News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunung Slamet Meletus, Pendaki Dilarang Naik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MULAI CEMAS- Keadaan para warga yang mulai cemas terkait kondisi Gunung Api Slamet, Jawa Tengah, Rabu (12/3/2014). Mereka mulai merasakan hujan abu terjadi di tempat tinggalnya, Desa Gambuhan, Pulosari, Kabupaten Pemalang.

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Aktivitas vulkanis Gunung Slamet makin meningkat belakangan ini. Untuk itu para pendaki dilarang naik.

Gunung yang berada di  lima kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yakni Tegal, Brebes, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas itu terpantau  mengeluarkan suara gemuruh (dentuman) yang disertai dengan letusan sinar api, Rabu (6/8) malam.

Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Slamet, di Gambuhan Pulosari Pemalang Sudrajat, mengatakan gunung api tersebut terus bergemuruh dan menimbulkan getaran sejak Selasa (4/8) hingga Kamis (7/8).

"Sejak Rabu (6/8) malam hingga, Kamis (7/8) pukul 12.00, Gunung Slamet teramati kembali mengeluarkan empat kali letusan sinar api dengan ketinggian 50 hingga 300 meter dari kawah," kata Sudrajat, Kamis (7/8/2014).

Gunung Slamet dengan ketinggiaan 3.432 meter dari permukaan air laut (mdpl) dengan level Waspada, kata dia, dalam sepekan terakhir, aktifitas yang fluktuatif dalam sepekan terakhir terus menerus menunjukkan aktifitasnya dari sisi kegempaan vulkanis ataupun banyaknya jumlah letusan.

Bahkan dalam seminggu terakhir aktivitas gunung tertinggi kedua di pulau Jawa itu terus meningkat.  Pada Rabu (6/8)  teramati, 16 kali  letusan abu kecoklatan setinggi  400 hingga 600 meter yang condong ke arah barat, dan tujuh kali suara dentuman. Dari sisi kegempaan, lanjut Sudrajat,  sebanyak 21 kali gempa letusan sebanyak 419 kali gempa hembusan.

"Berkaitan kondisi tersebut dua kilometer dari puncak Gunung Slamet petugas melarang untuk beraktivitas, karena kemungkinan bisa terkena material seperti abu," kata Sudrajat, Kamis (7/8/2014).

Dia juga melarang keras, kepada remaja atau warga lainya yang akan merayakan hari Kemerdakan 17 Agustus di puncak Gunung Slamet, karena kondisi Gunung Slamet saat ini sedang menunjukan aktivitas vulkaniknya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini