TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Aktivitas vulkanis Gunung Slamet makin meningkat belakangan ini. Untuk itu para pendaki dilarang naik.
Gunung yang berada di lima kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yakni Tegal, Brebes, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas itu terpantau mengeluarkan suara gemuruh (dentuman) yang disertai dengan letusan sinar api, Rabu (6/8) malam.
Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Slamet, di Gambuhan Pulosari Pemalang Sudrajat, mengatakan gunung api tersebut terus bergemuruh dan menimbulkan getaran sejak Selasa (4/8) hingga Kamis (7/8).
"Sejak Rabu (6/8) malam hingga, Kamis (7/8) pukul 12.00, Gunung Slamet teramati kembali mengeluarkan empat kali letusan sinar api dengan ketinggian 50 hingga 300 meter dari kawah," kata Sudrajat, Kamis (7/8/2014).
Gunung Slamet dengan ketinggiaan 3.432 meter dari permukaan air laut (mdpl) dengan level Waspada, kata dia, dalam sepekan terakhir, aktifitas yang fluktuatif dalam sepekan terakhir terus menerus menunjukkan aktifitasnya dari sisi kegempaan vulkanis ataupun banyaknya jumlah letusan.
Bahkan dalam seminggu terakhir aktivitas gunung tertinggi kedua di pulau Jawa itu terus meningkat. Pada Rabu (6/8) teramati, 16 kali letusan abu kecoklatan setinggi 400 hingga 600 meter yang condong ke arah barat, dan tujuh kali suara dentuman. Dari sisi kegempaan, lanjut Sudrajat, sebanyak 21 kali gempa letusan sebanyak 419 kali gempa hembusan.
"Berkaitan kondisi tersebut dua kilometer dari puncak Gunung Slamet petugas melarang untuk beraktivitas, karena kemungkinan bisa terkena material seperti abu," kata Sudrajat, Kamis (7/8/2014).
Dia juga melarang keras, kepada remaja atau warga lainya yang akan merayakan hari Kemerdakan 17 Agustus di puncak Gunung Slamet, karena kondisi Gunung Slamet saat ini sedang menunjukan aktivitas vulkaniknya.