TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Sumsel, akhirnya melakukan investigasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kantor dan rumah dinas milik PT London Sumatera (Lonsum) yang dibakar pekerja harian lepas (PHL) di Desa Beringin Makmur II Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, Senin (18/8/2014).
Olah tempat kejadian perkara itu, dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Musirawas, AKP Teddy Ardian bersama tiga orang Tim Inafis Polda Sumsel. Hasil yang ditemukan seperti kayu, batu, jeriken dan bekas botol minuman mineral yang diduga digunakan untuk melakukan aksi pembakaran.
Tim juga mengamankan jam, monitor komputer dan beberapa central processing unit (CPU) yang berada di kantor induk PT Lonsum. Nantinya, dari temuan barang tersebut akan dibawa ke laboratorium forensik di Palembang guna mengetahui hasilnya.
Kapolres Musirawas, AKBP Chaidir mengatakan, pascapembakaran Inafis langsung datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP, hingga saat ini Polisi masih menyelidiki kasus tersebut dengan cara melakukan pemeriksaan saksi-saksi.
Chaidir menjelaskan, sekitar pukul 11.00 WIB PT Lonsum juga, telah melaksanakan pembagian THR untuk pekerja harian lepas (PHL) di lokasi Belani Estate sebanyak 596 orang sebelumnya 277 orang. Lalu di Bukit Hijau Estate sebanyak 334 orang sebelumnya 139 orang.
"Kita juga tempatkan PAM Personel, Polsek, dan Brimob di lokasi pembayaran THR tersebut," jelasnya.
Menurutnya, pembayaran telah berlangsung baik dengan situasi aman, tertib, dan kondusif. Sejak tadi malam belum ada potensi gejolak. Pekerja dari Desa Tanjung Raja, Desa Mekar Sari dan Desa Belani menerima keputusan bersama dengan pihak manajemen dalam upaya mediasi yang dilakukan. Dan akan melakukan pekerjaan seperti biasanya.
"Kita lakukan monitoring dan tetap meningkatkan kewaspadaan pasca kejadian tersebut," katanya
Terpisah, Humas PT Lonsum, Anggoro mengatakan, pihak perusahaan terus melakukan mediasi intensif dengan masyarakat dan pekerja. Pasca kejadian mulai Senin ini operasional pabrik kembali berjalan.
"Untuk kerugian belum dilakukan inventarisir. Tetapi pihak manajemen bersama pekerja dan aparat kepolisian melakukan mediasi terkait permasalahan yang ada di lapangan, untuk langkah hukum sedang dikaji secara internal, dan belum mengambil langkah hukum," katanya. (TS)