Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Bau
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG- Ruangan Paviliun Rumah Sakit Umum (RSU) Prof. Dr. WZ Johannes Kupang tak terawat, mirip gudang barang bekas.
Faktanya, di salah satu ruangan paviliun, lampu ruangan tidak menyala karena bola lampunya rusak, air conditioner (AC) kotor dan tidak berfungsi, sofa sudah usang dan tidak layak pakai, pintu ruangan berderit keras jika dibuka atau ditutup sehingga mengagetkan pasien. Saat pasien mau menginap barulah semuanya diperbaiki.
Hal ini dialami Wakil Ketua Komisi DPRD NTT, Jimi W Sianto, saat mengantar ibu kandungnya menjalani rawat inap di rumah sakit milik pemerintah daerah (provinsi) itu dan hendak menginap di salah satu ruangan paviliun.
"Saya antar mama dan mau nginap. Ini ruang paviliun macam gudang saja. Lampu tidak nyala, AC kotor, sofa tidak layak pakai," ungkap Sianto yang menghubungi Pos Kupang, Sabtu (30/8/2014) malam.
Sianto mengatakan, ia sudah menyampaikan hal itu kepada manajemen rumah sakit, namun tidak ada tanggapan. Ia juga telah menyampaikan masalah itu kepada Sekretaris Daerah (Sekda) NTT, Frans Salem, agar diperhatikan.
"Dana pemeliharaan selama ini ke mana? Bukti nyata, AC kotor sehingga tidak bisa jalan. Buktinya kartu kontrol terakhir tanggal 7 Agustus tahun 2012. Lampunya juga tidak nyala. Ini patut dipertanyakan," kata Sianto.
Menurutnya, mestinya menjadi badan layanan umum daerah (BLUD), kondisi rumah sakit tidak seperti ini karena bisa lakukan belanja langsung.
"Tidak tahu uangnya pakai belanja apa? Anggaran selalu tidak cukup. Kalau paviliunnya saja seperti ini, bagaimana ruangan yang kelas I, II dan III?" tanya Sianto.
Ia mengatakan, kinerja pelayanan RSU Johannes selama ini menjadi sorotan warga dan DPRD NTT. Bahkan, lanjutnya, DPRD NTT pernah meminta agar Gubernur mengganti direktur rumah sakit ini karena kinerjanya tak kunjung membaik.
Direktur RSU Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, dr. Alphonsius Anapaku, belum bisa dikonfirmasi karena nomor ponselnya tidak aktif.
Sementara itu Wakil Direktur (Wadir) Penunjang Pelayanan, dr. Dickson, dihubungi melalui ponselnya terdengar nada panggilan masuk, tapi tidak diangkat. Di kirim SMS juga tidak dibalas.
Wadir Pelayanan RSU Johannes, dr. Mina, kepada Pos Kupang mengaku tidak mengetahui jika ada orangtua anggota DPRD NTT yang menginap di rumah sakit itu.
Mina berjanji akan mengecek hal itu. "Itu kalau barang-barang rusak atau penunjang pelayanan bisa tanya dokter Dickson (Wadir Penunjang Pelayanan). Saya coba cek ke ruangan. Prinsipnya apa yang bisa kami tangani," ujarnya, ketika dihubungi Minggu (31/8/2013) sore.
Untuk diketahui, RSUD Prof. Dr.WZ Johannes pada tahun 2014 dalam APBD murni dialokasikan dana Rp 157.683.519.000 (Rp 157,6 miliar) bertambah di ABPD Perubahan Rp 10.822.038.847 (Rp 10,8 miliar) atau naik 6,86 persen menjadi Rp 168.505.557.847 (168,5 miliar).
Rinciannya, dana belanja tidak langsung untuk belanja gaji pegawai Rp 66.953.000.000. Dana belanja langsung Rp 90.730.519.000 bertambah menjadi Rp 101.552.557.847 (Rp 101, 5 miliar lebih ) atau naik 11,93 persen.
Tambahan alokasi dana ini untuk membiayai program pelayanan administrasi perkantoran dengan kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, program upaya kesehatan perorangan dengan kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, peningkatan mutu BLUD.