TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Terminal Teluk Lamong pembangunanya sudah selesai dan direncanakan beroprasi pada Oktober 2004, ternyata merupakan pelabuhan modern.
Pelabuhan yang dibangun dengan biaya Rp 3,4 triliun ini punya fasilitas canggih.
Kecanggihan fasilitas yang dimikliki pelabuhan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) ini mengalahkan pelabuhan internasional Singapura.
Terminal Teluk Lamong ini merupakan salah satu dari 17 proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui video conference, Jumat (5/9/2014).
Terminal ini dilengkapi fasilitas canggih yang nilainya mencapai Rp 1,5 triliun. Peralatan canggih yang ada, seperti Automatic Stacking Crane (ASC) yang berfungsi untuk mengangkat, menata, dan menumpuk peti kemas di area penumpukan terminal sebelum dikirim ke kapal.
Tidak semua pelabuhan internasional memiliki ASC. Pelabuhan Singapura yang berstatus internasional, belum dilengkapi ASC.
Terminal Teluk Lamong merupakan negara ketiga di dunia yang sudah memakai ASC dan sudah terpasang lima unit.
Dua pelabuhan lain yang sudah lebih dulu memakai ASC, yakni pelabuhan di Maroko dan Dubai. Selain negara itu, pelabuhan Australia juga sudah mamakainya.
”Pelabuhan Singapura belum memakai. Operatornya belum elektrik, masih manusia. Kalau kita sudah pakai room control elektrik. Di Asia Tenggara, kami yang pertama memakai alat ini,” sebut Djarwo Surjanto, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III, Jumat (5/9/2014).
Selain itu, Terminal Teluk Lamong juga dilengkapi fasilitas modern lainnya, lima unit Shore to Ship (STS) Crane yang dipakai bongkar muat dari dan ke kapal, sudah terpasang.
Kemudian Stradle Carrier (SC) telah datang sebanyak lima unit, dan Automatic Truck Terminal (ATT), 27 unit.
Djarwo menjelaskan, pembangunan fisik Terminal Teluk Lamong telah selesai dilakukan dan alat-alat pendukung operasional juga telah siap untuk digunakan.
“Secara fisik bangunan Terminal Teluk Lamong telah siap. Tinggal proses pelaksanaan testing dan komissioning peralatan angkat dan angkut yang saat ini sedang berlangsung,” jelas Djarwo.
Uji coba peralatan dimaksud adalah uji coba ship to shore crane/STS (alat bongkat muat petikemas dari dan ke kapal), automated stacking crane/ASC (alat bongkat muat di lapangan penumpukan petikemas) dan Stradle Carrier/SC (alat angkat untuk memindahkan petikemas) serta Automotive Terminal Tractor /ATT (yang digunakan untuk mengangkut petikemas.
Semua peralatanangkat dan angkut tersebut perlu diuji coba untuk memastikan semua fungsi dapat berjalan dengan baik dan memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
“Alat-alat tadi tergolong baru khususnya automated stacking crane. Aalat tersebut, jadi perlu diuji coba terlebih dahulu,” tambah Djarwo.