TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak tidak ingin gagal dalam membongkar dugaan penyimpangan dana BOS (Bantuan Oprasional Sekolah) dan BOPDA (Bantuan Oprasional Pendidikan Daerah).
Selain upaya pendalaman, Kejari Tanjung Perak juga mencari dan memburu keterangan dari saksi-saksi kasus ini.
Saat ini, saksi yang dimintai keterangan oleh tim itelijen Kejari Tanjung Perak datang dari berberbagai sumber. Terutama bagi yang mengetahui soal dana BOS dan BOPDA di wilayah Surabaya Utara.
Salah satu anggota tim intelijen Kejari Tanjung Perak, Ferdi mengaku, berusaha mengumpulan keterangan-keterangan dari berbagai saksi.
"Kami sudah terjun ke lapangan dan mengorek keterangan dari saksi-saksi. Kami kumpulkan keterangan dulu, karena ini masih penyelidikan," kata Ferdi, Selasa (9/9/2014).
Selain meminta dan mewancarai saksi biasa, kata Ferdi, tim intelijen juga mengumpulkan keterangan dari saksi kunci.
Saksi kunci ini memiliki banyak data dan mengetahui lebih rinci seputar dana BOS dan BOPDA.
"Saksi kunci ini penting, sehingga lengkah kedepan dalam penyelidikan ini lebih terarah," jelas Ferdi.
Saat ditanya siapa saksi kunci dan berapa berapa banyak yang sudah dimintai keterangan, Ferdi belum mau menyebutkan secara detail. Karena pengumpulan data demi penyelidikan ini terus berjalan.
"Nanti kalau sudah lengkap dan detail, sekarang kan masih penyelidikan. Khawatirnya saksi tidak mau memberi keterangan," ucap Ferdi.
Temuan sementara tim intelijen, dana BOS dan BOPDA yang diduga menyimpang mencapai lebih dari Rp 250 juta.
Ini merupakan dana dari pemerintah. Kemudian juga ada dana yang berasal dari hibah pemerintah Australia.