TRIBUNNEWS.COM, BITUNG - PT Meares Soputan Mining (MSM) dan Tambang Tondano Nusajaya (TTN) sebagai pengelola tambang emas Tongkatindung di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung memperlihatkan progres kemajuan. Hal ini terungkap kepada awak media di trainning room, Rabu (10/9/2014).
Kepala Teknik Tambang Sarto Hariman, Superintendent Public Relation Herry Inyo Rumondor, Manager Community Jenny Zebadeus dan Senior Public Relation Dona Keles, memaparkan seluk beluk keberadaan perusahaan tersebut, seperti program cooporate social responsibility (CSR).
"Dana CSR kami 1 juta dolar AS per-tahun untuk 13 desa lingkar tambang yang masuk ring I dan ring II di dua kecamatan di Minut serta areal di dalam kecamatan itu," tutur Jenny Zebadeus, Manager Community.
Dijelaskannya, untuk CSR kegiatan di setiap ring berbeda, untuk ring II pihaknya membantu sebagaimana usulan dan kepentingan program CSR secara jangka panjang dan berkelanjutan.
"Jadi untuk program CSR yang berkelanjutan kami sedang mencari tempat untuk membuat pabrik tepung tapioka dengan investasi di atas Rp 1 miliar, mengapa dipilih tepung tapioka hasilnya ditunggu penampungnya seperti PT Bogasari," jelasnya.
Sementara Kepala Teknik Tambang Sarto Hariman menjelaskan, dana CSR itu diperoleh dari hasil produksi emas di MSM dan TTN sejak tahun 2011.
"Jadi untuk produksi kami pada tahun 2013 sekitar 145 ribu Omz, 2012 di bawah dari itu, 2011 di bawah 50 ribu Omz dan 2014 ini rencananya produksi 146 ribu Omz, untuk produksi di tahun ini masih dalam on the track. Dan kami tetap optimis produksinya hingga tahun 2026 karena masih ada sumber emas yang diselidiki belum dapat konfirmasi dari hasil penyelidikan, yang terkonfirmasi bisa sampai 2026," tutur Sarto.
Dijelaskannya, dari dua wilayah berdirinya perusahaan tambang milik Peter Sondakh ini yaitu Minut dan Bitung, yang paling banyak mengandung emas tergantung dari proses geologinya.
"Di tambang Tondano Nusa Jaya (TTN) kandungan emas 1 sampai 4 gram tapi jumlah total sedikit, sementara di Meares Soputan Mining (MSM) kandungan emas perton-nya rendah hanya setengah dari TTN mencapai 3 gram tapi volume batuan besar," urainya.
Herry Inyo Rumondor, Superintendent Public Relation menjelaskan, mengenai royalti untuk Pemerintah Kota Bitung berdasarkan Kepmen pembagian sumber daya alam, 64 persen untuk provinsi sisanya untuk Pemerintah Pusat.
"Dari 64 persen itu dibagi 32 persen untuk kabupaten kota penghasil sisanya dibagi ke kota kabupaten di daerah yang bukan penghasil dengan total royalti tahun 2014 Rp 4.065.643.54, 2013 Rp 2.942.237.74 dan tahun 2014 2.686.386.50," jelas Rumondor.
Untuk presentasi karyawan di PT MSM TTN dari desa lingkar tambang 61,56 persen dari total karyawan 731 orang dengan luas wilayah MSM 8,969 Ha, status produksi dan TTN 598 Ha status operasi produksi plus 30,250 Ha status eksplorasi.
"Khusus tenaga kerja dari wilayah Kota Bitung dari Kelurahan Batu Putih atas 37 orang atau 5,06 persen, batu putih bawah 29 orang atau 3,97 persen dan Pinasungkulan 45 orang 6,16 persen," tandasnya. (crz)