TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Luncuran material lava pijar Gunung Slamet sejauh 1.300 meter dari kawah.
Akibat lontaran lava pijar itu, savana atau padang hutan rerumputan kering yang berada di sekitar puncak terbakar.
Hal itu diungkapkan Ketua Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet (Galas), Bambang Hariyanto, Kamis (11/9/2014).
"Memang benar, pada Rabu (8/9) malam antara pukul 20.00-24.00 di kawasan hutan savana atau padang rerumputan kering yang masih berada di kawasan puncak, tepatnya di sekitar jalur pendakian yang berada di Pos 5 dan berjarak 4 kilometer dari puncak sudah terbakar setelah terkena luncuran lava pijar dari kawah puncak gunung slamet," jelas Bambang.
Namun demikian, lokasi pos tersebut masih berada pada radius aman sekitar 1,5 kilometer dari puncak.
"Sampai saat ini, kami bersama tim SAR Kabupaten Tegal terus melakukan pemantauan aktivitas secara visual. Kondisi saat ini, suara dentuman terdengar semakin kuat dan luncuran lava pijar juga terus makin jauh," ujar dia.
Dia menjelaskan, hutan savana yang telah terbakar berada di sisi lereng bagian utara yang berada di sekitar batas vegetasi Gunung Slamet berjarak sekitar 1,5 kilometer dari puncak.
"Sampai Kamis (11/9) sore, titik api semakin meluas, diperparah dengan kondisi hutan yang mengering selama musim kemarau juga menyebabkannya tumbuhan kering yang mudah terbakar," kata dia menjelaskan.
Humas Search and Rescue (SAR) Tegal-Slawi (Galawi) Rescue Arif Rachman menyatakan, bahwa sudah ada laporan dari warga di Dusun Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Brebes mengatakan, bahwa api yang membakar hutan savana sudah semakin meluas hingga ke Pos 4 yang sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet.