TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan menyebutkan, jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan 2014 sebanyak 1.531.025 orang, 37.531 di antaranya masih buta huruf. Masyarakat yang masih buta aksara itu berada di wilayah Rembang, Grati, Nguling, Lekok, Paserepan dan Lumbang.
Banyaknya masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis ini membuat Pemerintah Kabupaten Pasuruan mencanangan Program Percepatan Pemberantasan Buta Aksara 2014.
"Hari ini saya canangkan Program Pemberantasan Buta Aksara dengan harapan tidak ada lagi masyarakat yang mengalami buta aksara," kata Bupati Irsyad di Pendopo Nyaweji Ngesti Wenganing Gusti, Rabu (17/9/2014) siang.
Irsyad mengatakan, tahun ini, Pemkab Pasuruan mengeluarkan anggaran Rp 3,6 milliar guna pengentasan buta aksara bagi 16.000 jiwa. Sisanya, 21.531 warga akan direncanakan dengan anggaran 2015.
"Setiap tahun kami akan memberikan anggaran khusus untuk perang melawan buta aksara dan tentu saja dukungan anggaran tidak ada artinya kalau tidak didukung dengan komitmen tinggi dari semua yang terlibat dalam pengentasan buta aksara," imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi menambahkan, buta aksara ini banyak berada di daerah pedalaman. Rata-rata para buta aksara berusia 59 tahun ke atas.
"Bukan berarti mereka tidak bisa membaca karena ada beberapa yang ternyata pandai membaca huruf arab, namun tidak bisa membaca huruf alfabet dan BPS tetap menggolongkan buta aksara, karena ketentuannya harus bisa membaca Bahasa Indonesia," katanya.
Meski para buta aksara berada di usia yang tidak produktif, Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan tetap melakukan pendampingan. Dinas Pendidikan menargetkan, Tahun 2016 menjadi tahun bagi Kabupaten Pasuruan bebas buta aksara.
Untuk meminimalisir angka buta aksara tidak bertambah, kata Iswahyudi, Dinas Pendidikan mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Taman Baca Masyarakat (TBM), di beberapa kecamatan di Kabupaten Pasuruan.
"Kalau semuanya bisa baca, tulis, hitung, tidak akan ada orang iseng atau oknum yang akan memanfaatkannya. Maka dari itu, kami terus memaksimalkan tenaga pendidik di kecamatan, supaya terus mendampingi masyarakat agar bisa baca tulis," kata Iswahyudi.