TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Semen Indonesia (Persero) Tbk memulai pembangunan pembangkit listrik dengan memanfaatkan gas buang (Waste Heat Recovery Power Generation / WHRPG) pabrik Tuban I - IV dengan kapasitas 30,6 MW.
Proyek WHRPG ini merupakan Kerjasama antara Semen Indonesia dengan JFE Engineering Jepang. Proyek dengan investasi sebesar Rp 638 miliar itu, melakukan groundbreaking oleh Dirut Semen Indonesia, Dwi Soetjipto di Pabrik Tuban, Rabu (22/10).
Dirut Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan, proyek WHRPG di pabrik Tuban akan dibangun di pabrik Tuban I, Tuban 2, Tuban 3 dan Tuban 4.
"Proyek ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dalam satu area seluruh panas buang dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik," kata Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menyebutkan penggunaan teknologi ini merupakan yang kedua di Perseroan setelah sebelumnya dibangun di pabrik Indarung Padang dengan kapasitas 8,5 MW dan sudah beroperasi pada tahun 2011.
Pembangunan WHRPG dengan kapasitas 30,6 MW ini akan dikerjakan selama 26 bulan yaitu mulai oktober 2014 dan direncanakan beroperasi pada akhir semester II tahun 2016.
Cara kerja pembangkit listrik WHRPG sama dengan PLTU, yang membedakan adalah WHRPG tidak menggunakan batubara atau BBM untuk menghasilkan tenaga panasnya tapi menggunakan gas buang operasional pabrik.
"Dengan selesainya pembangunan proyek ini maka akan mengurangi penggunaan listrik PLN sebesar 152 juta kWh per tahun dengan penghematan biaya listrik sekitar Rp120 miliar pertahun," tambah Dwi.
Output yang dihasilkan WHRG sebesar 30,6 MW ini setara dengan sepertiga dari konsumsi listrik empat pabrik Tuban yang mencapai 140 MW. Besarnya energi listrik yang dihasilkan mampu memberi nilai efisiensi yang cukup besar.
Selain efisiensi pada biaya listrik, nilai yang didapat adalah sumbangsih Semen Indonesia bagi lingkungan.
Lewat WHRPG ini membuktikan bahwa pabrik yang dimiliki Perseroan di Tuban merupakan pabrik yang ramah lingkungan, dibuktikan dengan pengurangan emisi gas buang pada semua operasional pabrik.
Perseroan terus membangun kemandirian energi dengan memiliki pembangkit listrik sendiri. Hal ini sesuai dengan strategi Perseroan yaitu "Manage Energy Security" sebagai salah satu aspek kritis yang harus dapat dikelola dengan baik untuk mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.
Industri semen termasuk bisnis yang paling terkena dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk kelas industri di tahun 2014.