TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jatim HB Mustofa sepakat bahwa peran sopir harus menjadi perhatian utama.
“Pembinaan sopir secara rutin harus dilakukan. Ini menyangkut keselamatan dan kepuasan layanan,” jelas Mustofa yang juga pemilik Perusahaan Otobus (PO) Menggala.
Di PO Menggala, saat ini setidaknya terdapat sekitar 60 unit armada yang melayani dua trayek, Surabaya-Malang dan Surabaya-Bali.
"Saya sering mengingatkan para sopir agar tidak melajukan kendaraan melebihi batas kecepatan. Sekarang ini mau ngebut hampir tidak mungkin. Sepeda motor jumlahnya seperti laron (saking banyaknya). Di jalan tol sekalipun, sekarang juga sering macet,” tambahnya.
Faktor psikologis sopir juga penting untuk mendapatkan sentuhan. Menurut Mustofa berbagai situasi di jalan bisa menyulut emosi.
”Ini yang sering saya sampaikan kepada para sopir saya agar tidak mudah tersulut emosi. Sekarang ini banyak pengendara motor yang menyulut emosi. Kalau sudah begitu, sopir saya ingatkan, bagaimanapun pengendara motor itu juga orang-orang yang punya keluarga yang harus dihidupi. Kalau celaka, yang lebih dirugikan adalah keluarga pengendara motor ini,” urainya.
Menurut Mustofa, dalam sebuah kecelakaan, bukan hanya pihak korban yang rugi. Para pengusaha pemilik PO juga menanggung kerugian.
Selain harus mengeluarkan sejumlah biaya penyelesaian, operasional bus juga terganggu dan ujung-ujungnya pendapatan berkurang.
Padahal, para pemilik PO sudah berinvestasi besar-besaran, baik dalam hal peremajaan armada maupun penambahan armada baru.
“Untuk satu penambahan armada saja, pemilik PO sampai harus menggelontorkan dana tak kurang dari Rp 1,2 miliar,” katanya. (idl/ben/day)