Setelah shalat berjamaah di masjid itu, salah satu jamaah yang juga enggan menyebut namanya bercerita tentang keluarga Nilam.
Menurutnya, keluarga Nilam keluarga termasuk kategori yang berkecukupan. Hal itu berdasar dari harta orang tuanya yang memiliki 3 mobil.
Nilam memiliki 3 saudara kandung, dan satu saudara angkat.
Dari keterangan warga ini, ia pernah mendengar orang tua Nilam (Ibu) mengeluhkan kelakuan anaknya yang sering pulang larut malam, atau di atas jam 22.00 Wita.
Namun apa daya ia sebagai orang tua hanya memarahi, dan tidak tega memberikan kekerasan tangan kepada Nilam, tutur orang tersebut, yang menceritakan keluhan ibunda Nilam.
Nama ayah Nilam adalah Drs. Abdi Adam, sedangkan ibunya bernama Sittiara.
"Kasihanka lihat mamanya Nilam,"kata warga tersebut.
Rupanya kasus yang diderita Nilam, membuat sejumlah warga Komplek Dosen Unhas Antang menjadi sedih, bukan karena Nilam di penjara, kesedihannya itu karena ibu Nilam (Sittiara), saat ini sedang jatuh sakit akibat yang diperbuatan anaknya yang sudah mencoreng nama baik keluarganya, bahkan nama keluarga besar Perumdos Unhas.
Abdi ayah Nilam diketahui, memiliki usaha sampingan selain PNS Unhas, dia sering mendapatkan proyek PLN, sedangkan ibunya, ikut arisan di Unhas.
Yang menjadi pertanyaan publik, kenapa Nilam beralasan kepada penyidik Sat Narkoba polrestabes Makassar, bahwa ia anak bandung, yang kos di Gowa, melakukan hal tersebut karena kebutuhan ekonomi?.
Warga tersebut juga menambahkan, bahwa Nilam ini tidak pernah bergaul, kepada teman sebayanya di komplek Perumahan Dosen Unhas Antang.
"Anakkupi ini tanyakka, kalau orang yang ditemani Prof Musakkir adalah anak pak Abdi,"tuturnya.
Terpisah, rekan sebaya Nilam, yang ditemui Tribun, didepan masjid menuturkan bahwa Nilam ini lebih sering bergaul diluar komplek.
"Saya dulu teman sekolah Nilam, tapi tidak begitu akrab karena kebanyakan temannya orang luar semua,"paparnya.