Dia mengungkapkan, memiliki model dari berbagai suku, mulai Tionghoa, Jawa, Medan sampai Indonesia Timur.
Sementara itu Agoeng Soedir Poetra punya catatan tersendiri. Ada satu yang menggembirakannya dengan banyaknya model bule yang masuk.
Kehadiran mereka tidak serta merta membuat model-model lokal kehilangan rezeki.
Bahkan inovasi dan kreasi terus bermunculan karena merasa harus bersaing.
Sebab lain ladang rezeki tidak mati, karena pangsa tiap model ini juga terus tumbuh.
“Setiap agenda fashion tentu dibutuhkan karakter-karakter model yang beragam. Model-model dengan karakter wajah dan karakter berjalan yang khas Indonesia, masih sangat dibutuhkan," katanya.