Dari keahlian merias itu, ia sehari-hari bertemu para model yang menjadi pelanggannya.
“Saya lalu berpikir, kenapa tidak sekalian mengembangkan para model,” ungkap Eddy menceritakan seputar munculnya inspirasi mendirikan MC Model Management.
Keputusan untuk mengembangkan sayap itu kemudian diikuti langkah memperbaiki fasilitas. Lantai lorong yang berupa gragal, ia permak.
Permukaan geragal yang tidak rata ditutupnya dengan ubin. Latihan berjalan menjadi lebih enjoy.
Tidak ada lagi kaki yang terantuk batu geragal hingga membuat modelnya jatuh. Eddy lalu mengontrak satu kamar kos lagi untuk kantor.
Meski masih berlatih di lorong, Eddy bangga. Pria kelahiran Malang itu merasa buah karya dan usaha sudah terlihat. MC sudah menjadi sekolah model profesional pada 2013.
“Sekarang ada sekitar 40 model profesional yang kami bina,” tuturnya.
Eddy mengaku berani membuat manajemen model sendiri lantaran prihatin pada dunia modeling di Surabaya.
Dunia model di Kota Pahlawan hanya menampilkan model itu-itu saja. Tidak jarang Eddy ketika itu harus mendatangkan model dari Jakarta untuk memuaskan klien. (idl)