Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Sejumlah warga di Kota dan Kabupaten Magelang mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram (kg).
Selain sulit, begitu mendapatkan gas bersubsidi itu, harganya juga naik drastis hingga kisaran Rp 18 ribu hingga 21 ribu.
Andi (29), warga Pandansari, Kecamatan Mertoyudan mengatakan, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dia kesulitan mencari gas melon itu.
Dia mengaku mencari hingga perbatasan Kota Magelang, namun tak kunjung mendapatkan.
“Akhirnya, ada di pengecer Mertoyudan. Hanya saya kaget, harganya mencapai sekitar Rp 21 ribu. Itu saja saya sempat tawar menawar dengan pengecernya,” katanya kepada Tribun Jogja, Jumat (28/11/2014).
Andi menjelaskan, tidak mengetahui penyebab kenaikan harga tersebut.
Hanya saja, menurut pengecer gas yang ditemuinya, kenaikan dan kelangkaan itu terjadi hampir sepekan terakhir ini. Utamanya, setelah adanya kenaikan harga BBM.
Sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg itu juga dirasakan oleh pengusaha warung makan di Kota Magelang.
Mereka mengaku dilematis dengan kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan semua bahan kebutuhan pokok, utamanya sayur mayur.
Helmi salah satu pemilik warung makan di Kota Magelang mengaku sulitnya gas itu membuatnya harus selalu memesan pada pengecer langganannya. Dalam seharinya, dia menghabiskan dua tabung gas elpiji 3 kg.
“Pernah saya sampai muter-muter nyari gas. Harganya saja sudah mencapai Rp 18 ribu per tabung. Sekarang semuanya mahal,” jelasnya. (tribunjogja.com)