TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG - Kasus kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tidak hanya menimpa Sri Panuti warga Batang.
Seorang TKI ilegal karena overstay asal Semarang juga diketahui meninggal mendadak di Arab Saudi.
TKI itu bernama Miskhan, warga Tambakmulyo (Tambaklorok) RT 01/Rw 14, Tanjung Emas, Semarang.
Ditemui di rumahnya, istri korban, Sukanah (45) bercerita suaminya meninggal mendadak pada 25 Oktober 2014 lalu.
Ketika sedang memasak di rumahnya, tiba-tiba istri dari rekan kerja suaminya di Arab datang ke rumah sambil menangis. Mengabarkan suaminya meninggal karena sakit.
"Saya langsung pingsan saat itu, apalagi malam sebelumnya saya sempat bel-belan (telepon)," katanya di rumahnya, Selasa (9/12/2014) sore.
Ibu empat anak itu bercerita suaminya dua kali berangkat ke Arab Saudi sebagai tukang.
Pada 2007, suaminya berangkat ke Arab selama 11 bulan dengan status resmi. Lalu pada 2008, suaminya pulang.
Pada 2012, karena penghasilan bekerja bangunan di Semarang dirasa kurang, bersama teman-temannya, Miskhan berangkat lagi ke Arab. Ia dikontrak dua tahun oleh perusahaannya.
"Tapi pas habis, suami saya tetap di sana hingga delapan bulan. Perpanjang sendiri," jelasnya.
Ia belum tahu pasti penyebab suaminya meninggal. Dugaan sementara karena penyakit jantung.
Ia pun memutuskan agar suaminya dikubur di Arab Saudi karena takut sampai Semarang jenazahnya sudah bau.
Selama bekerja, suaminya selalu rutin mengiriminya Rp 2 juta per bulan.
Bahkan sesekali uang tabungan suaminya hingga Rp 20 juta dikirim untuk bangun rumah.
Tapi kini rumahnya baru setengah jadi. Dindingnya baru terbuat dari batu bata. Tidak ada ubin sedikit pun di rumahnya.