TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG -- Een Sukaesih (51), sang guru kalbu kini dalam keadaan koma dan dirawat di ICU RSUD Sumedang, Rabu (10/12/2014). Een yang mengalami kelumpuhan akibat penyakit radang sendi atau rheumatoid arthristis selama 30 tahun ini masuk rumah sakit sejak Selasa (9/12/2014).
Lulusan D D III Fakultas Psikologi IKIP Bandung (kini bimbingan dan konseling (BK)) asal Batukarut, Desa Cibeureum Wetan, kecamatan Cimalaka mengalami sesak napas sejak Sabtu (7/12) lalu.
“Namun Wa Een selalu menolak diobati dan dibawa ke rumah sakit,” kata Tati, adiknya Een yang menunggu di ICU RSUD dengan mata sembab, Selasa (10/12/2014). (Baca juga:Kisah SBY, Ani dan Bu Guru Een Sukaesih di Kamar 4x4 Meter)
Beberapa kerabat dan keluarganya dari Cibeureum terlihat berkumpul di depan ICU dengan berurai air mata. “Kalau sakit selalu menolak berobat dan biasa kalau ada anak-anak sekolah yang datang untuk belajar atau mengerjakan PR selalu dilayani dan ia menyebutkan sembuh kalau berkumpul dengan anak-anak,” kata Tati.
Karena kondisinya semakin memburuk, RSUD Sumedang langsung menjemput dan merawat Een, Selasa (9/12). “Kami menjemput langsung Ibu Een ke Cibeureum dan merawatnya di ruang Paviliun. Saat masuk ke rumah sakit kondisinya sejak napas,” kata Iman Budiman, Humas RSUD.
Namun setelah sehari mendapat perawatan, kondisi kesehatan Een semakin memburuk dan akhirnya dimasukan ke ICU, Rabu (10/12). “Kondisi kesehatan menurun dan kesadaran hilang atau bisa dikatakan dalam keadaan koma,” kata Iman yang menyebutkan RSUD membebaskan biaya pengobatan bagi sang guru kalbu ini.
Makanan sudah tidak bisa masuk dan Een harus mendapat bantuan oksigen untuk bernapasnya. Tim dokter RSUD memantau terus kondisi kesehatan sang guru kalbu ini.
Bupati Ade Irawan yang mendapat kabar sakitnya sang guru kalbu ini menengok ke rumah sakit, Rabu (9/12) pagi. Ade sempat meminta penjelasan dari dokter rumah sakit dan meminta dirawat di ICU supaya lebih terpantau dan terjaga.
Menurut Tati, keluarga sempat memint abantuan dari dr Noerony Hidayat yang memeriksanya. “Biasanya kalau sama pak dokter Noeroni mau tapi dokter menyarankan segera dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Kondisi kesehatan Een semakin memburuk namun setiap diminta memakan obat selalu menolaknya. Kalau diberi obat itu selalu menolak mungkin sudah tidak kuat lagi untuk memakan obat,” katanya. (std)