TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Konsorsium penelitian yang terdiri ITS, PT INKA (Persero), PT Railindo Global Karya, Disperindag Jatim, dan IKM Jatim berhasil menciptakan kendaraan multiguna masyarakat pedesaan.
Kendaraan ini tak hanya dipakai mengangkut barang hasil pertanian, tetapi juga untuk berjualan, mengangkut orang, bahkan membawa mesin produksi seperti perontok padi.
Dari depan, kendaraan ini tak ubahnya mobil pikap kecil dengan bagian belakang terbuka yang bisa dipasang tiga boks dengan fungsi beragam.
Pertama boks penumpang dengan seluruh bagian tertutup dan sebuah pintu di sisi kiri dan boks penumpang ini bisa mengangkut sembilan orang dengan posisi duduk saling berhadapan.
Selain untuk mengangkut orang, boks penumpang ini dapat difungsikan sebagai toko.
Caranya, sisi kanan dan belakangnya dibuka untuk memajang barang-barang dagangan yang diinginkan dan penjual maupun pembeli tidak khawatir kehujanan atau kepanasan karena penjual bisa berada di dalam mobil, sementara pembelinya dinaungi bagian samping mobil yang terbuka.
Mobil yang didanai Kementerian Riset dan Teknologi ini juga bisa berubah menjadi kendaraan angkut.
Dengan mengganti boks penumpang dengan bak angkutan barang atau alat produksi seperti mesin perontok padi.
Proses produksinya pun bisa dilakukan di atas mobil karena bagian bawah alat diberi pengait sehingga tidak bergeser.
Tim konsorsium menamai karya inovatif ini dengan sebutan ”Progea”.
Koordinator Tim Progea ITS, Nyoman Sutantra mengungkapkan, arti kara Pro dalam Progea dipilih karena kendaraan ini memang dikhususkan sebagai alat produksi di pedesaan sehingga mendukung kemandirian dan program keluarga produktif.
”Dengan alat ini, ibu bisa berjualan dan bapaknya mengangkut barang serta membawa alat produksi ke sawah karena mobil ini memang didesain untuk menjangkau sawah,”kata dosen Teknik Mesin ITS saat ditemui usai launching kendaraan ini di Halaman Kantor ITS, Jumat (19/12/2014).
Sementara ”Gea” artinya gulirkan energi alternatif. Diakui Tantra, mobil bermesin 650 cc ini dirancang bisa menggunakan tiga bahan bakar, yakni bensin, gas, serta campuran bensin dan etanol.
”Memang yang lebih efisien adalah gas, tetapi komponennya saat ini masih dalam tahap penyempurnaan,”ujarnya.