TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Tujuh jenazah korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah berhasil ditemukan tim gabungan, Jumat (19/12/2014). Enam korban berjenis kelamin wanita dan satu korban berjenis kelamin laki-laki.
Tiga korban di antaranya ditemukan di dalam satu ruangan rumah dan dua korban ditemukan dalam kondisi berpelukan. Dua jenazah yang berpelukan itu seorang anak perempuan dan ibunya.
"Sebenarnya lokasi penemuan dua jenazah yang saling berpelukan ini sudah diketahui Tim Gabungan sejak Kamis (18/12/2014). Namun, saat itu proses evakuasi dihentikan akibat hujan. Makanya dua jenazah baru dievakuasi hari Jumat (19/12/2014)," ujar seorang Relawan dari Purworejo Heksa (26), kemarin.
Ia menceritakan, dua jenazah itu berada di antara reruntuhan dinding.
"Kami cukup kesulitan. Sebab posisi dua jenazah berdiri. Ibunya berada di atas dan memeluk badan dan kepala anaknya yang berada di bawahnya," katanya.
Lokasi penemuan kedua jenazah itu di dapur. Tepat di bawah kedua jenazah terdapat tabung gas elpiji beserta kompornya. Pemandangan itu sempat membuat tim gabungan yang melakukan evakuasi terharu.
"Pertama kali melihat kondisi dua jenazah yang ditemukan dalam kondisi berpelukan, Tim Gabungan sempat terharu dengan mengucap Subhanallah," jelasnya. Kondisi tubuh keduanya masih utuh dan tidak tampak luka menganga di sekujur tubuhnya.
Kadus Jemblung Haryono menerangkan, bahwa ketiga jenazah yang ditemukan di dalam satu rumah itu adalah satu keluarga.
"Dua jenazah yang ditemukan hari Jumat (19/12/2014) ini, setelah saya cek, jenazah ibu dan anak yakni, Partimah (35) dan Karina (7)," ujar Haryono.
Ia menjelaskan, satu jenazah lainnya yang ditemukan tidak jauh dari dua jenazah itu adalah Sutarti (53) warga Dusun Tekik Desa Sampang yang saat itu berkunjung di rumah itu.
Haryono mengungkapkan, Partimah adalah istri dari Sarmanto. Pasangan suami istri itu memiliki tiga orang anak. Ketiga anak itu, Karina (9) Fuad (11), dan Latief (20). Mereka sekeluarga diduga meninggal dunia akibat bencana longsor yang terjadi di dusunnya.
"Sampai saat ini, jenazah Sarmanto, dan kedua anaknya belum ditemukan," ungkapnya.